“Meski Pemerintah Pusat telah menutup kran impor beras dan gula di wilayah Kepri namun aksi penyelundupan beras dan gula dari Singapura ke Tanjungbalai Karimun terus berlangsung.
“Modus dari jaringan mafia sembako ini adalah beralasan untuk memenuhi kebutuhan lokal karena harga beras lokal sangat tinggi, makanya mereka selalu beralasan demi kepentingan masyarakat Karimun tetapi nyatanya beras dan gula impor ilegal tersebut dipasok sampai ke wilayah Riau daratan. Bisnis ilegal ini untungnya sangat menggiurkan,
“Solusi yang paling tepat adalah bagaimana sistem pengelolaan beras Impor tidak diserahkan kepada swasta. Melainkan harus ditangani langsung oleh pemerintah, yaitu Badan Urusan Logistik (Bulog) Kepri menggunakan sistem terbatas sesuai kebutuhan agar tidak merembes.
“Yang kita butuhkan bukan beras saja tapi Gula juga sangat diperlukan, apabila tidak cepat diatasi dampaknya bisa Anda rasakan, semua naik harganya. Jadi siapa yang dirugikan, masyarakat juga kan,..?
Langkah Kemendag untuk menghentikan aksi-aksi penyelundupan beras impor terutama di Kepri ini dengan cara mengeluarkan kebijakan larangan impor beras, dinilai tidak efektif, dan belum signifikan.
Sedangkan, aparat keamanan yang bertugas mengawasi masuknya beras impor, belum berhasil maksimal. Karena keterbatasan jumlah pengamanan yang tidak sebanding dengan wilayah Kepri.**