Selama seharian hari ini tanggal 15 Agustus 2018, public sudah mengetahui secara terang benderang dengan apa yang terjadi dibalik Drama Pencawapresan Jokowi.
Bagaimana Publik mampu membaca maneuver-manuver Muhaimin Iskandar sebagai Politisi yang sangat “Hebat”. Bahkan mantan ketua muhammadiyah Syafii Maarif menyebut Muhaimin is Real Poitician.
Jauh hari sebelumnya Muhaimin sudah terlihat sangat bernafsu untuk menjadi Cawapres Jokowi. Muhaimin juga sudah pernah mengatakan kalau bukan dirinya yang menjadi Cawapres maka Jokowi akan kalah. Apa artinya itu? Artinya bila Jokowi tidak memilih dirinya sebagai Cawapres maka dia tidak akan mendukung Jokowi. Dia tidak mendukung maka massa PKB dan massa NU tidak akan mendukung Jokowi.
Perjalanan kemudian Jokowi berusaha mengambil tokoh NU yang berkualitas. Pilihannya jatuh pada prof. Mahfud MD. Semua orang di Indonesia tahunya Mahfud MD ini memang orang NU. Lahir di keluarga NU, sempat menjadi Guru/ Dosen di sekolah-sekolah milik NU dan juga pernah menjadi kader aktf GP Ansor.
Tetapi ternyata setelah PB NU mendengar kabar bahwa Mahfud MD yang akan dipilih Jokowi, maka keluarlah pernyataan dari Ketua PB NU bahwa Mahfud MD memang keluarga NU tetapi secara resmi belum pernah terdaftar sebagai keluarga NU.
Artinya apa. Artinya Ketua PBNU tidak mengakui Mahfud MD sebagai warga NU. Dan sebaiknya secara tersirat Jokowi tidak mengambil Mahfud sebagai Cawapresnya.
Faktanya kemudian begitu santer terdengar Jokowi akan mengumumkan Mahfud MD. Dan kemudian akhirnya pada H-1 Pengumuman Jokowi, keluarlah pernyataan dari Sekretaris PBNU ancaman tersebut diatas. NU tidak bertanggung-jawab atas kemenangan Jokowi di Pilpres 2019 atau jelasnya NU tidak akan mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Pernyataan resmi itu menurut Mahfud MD diyakini diperintahkan oleh KH Ma’ruf Amin.
Dan tidak lama setelah pernyataan itu Jokowi memanggil Muhaimin Iskandar dan Ma’ruf Amin bergantian untuk datang ke istana. Dan keesokan harinya akhirnya Ma’ruf Amin diumumkan sebagai Cawapres Jokowi.
Apa yang bisa kita lihat dari fenomena itu kurang lebih elite PB NU dan Muhaimin Iskandar telah melakukan intrik politik. Kalau memang pengakuan blak-blakan Mahfud MD 100% benar, bagaimana mungkin sampai elit-elit PB NU melakukan maneuver politik demi kekuasaan? Dimana Khitah NU diletakan oleh elit NU?
Spekulasi masyarakat pun akhirnya muncul dengan liarnya. Analisanya Mahfud MD adalah orang yang dekat dengan Gus Dus dan keluarga Gus Dur. Anak-anak Gus Dur tidak bisa menjadi Ketua PKB karena ada Muhaimin Iskandar. Bila Mahfud MD bisa menjadi Cawapres maka posisi Muhaimin sebagai ketua PKB akan terancam. Untuk itu Mahfud tidak boleh lebih popular dari Muhaimin.
Dan analisa-analisa liar lainnya bermunculan setelah peristiwa ini.
KESIMPULAN
“Tragedi” yang dialami Prof. Mahfud MD ini saya yakin akan dicatat dan direkam oleh memory masyarakat/ public. Dan jelas dengan paparan diatas dapat diprediksi Elektabilitas Jokowi akan tergerus dengan dasyat. Di sisi lain para pendukung fanatic Jokowi akan banyak yang mengambil jarak. Mereka sudah tidak enjoy lagi mendukung Jokowi.
Begitu juga dengan organisasi besar PB NU. Saya prediksi akan terjadi guncangan-guncangan di internal akibat peristiwa ini.***
Penulis: Revaputra Sugito