Labuan Bajo – Warga lima desa di Kecamatan Sanonggoang, Kabupaten Manggarai Barat, berharap pemerintah membangun jembatan permanen yang dapat dilalui roda empat untuk meningkatkan perekonomian karena sejak puluhan tahun terakhir mereka hanya bisa akses antardesa pada saat musim kemarau.
PKN Mabar saat melakukan monitoring pembangunan di Kecamatan Sanonggoang selama tiga hari mengeluhkan akses dari Desa Wae Sano Ke Desa Panggal yang sangat sulit dilalui kendaraan pada saat musim hujan.
“Kali Wae Tenda penghubung lima Desa ini sangat sulit dilalui ketika musim hujan begini karena arus sungai sangat deras,” ungkap Logam dalam keterangan rilis yang diterima media ini, Rabu 23 November 2022.
Riwayat Kali Wae tenda ini pernah menjadi hambatan bagi pasien sekitar yang hendak dibawa ke Puskesmas Sanonggoang untuk penanganan,” tambah logam.
Selain itu, akibat derasnya air sungai ini pernah menghanguskan sebuah mobil penumpang yang memaksa untuk lewat.
Warga dari lima desa ini juga sesalkan beberapa kali kegiatan reses anggota DPRD Mabar dari dapil 1 selalu menjanjikan pembangunan jembatan di kali Wae Tenda dan Wae Parek namun tak kunjung realisasi.
Padahal jalur ini merupakan akses utama warga dari lima Desa: Desa Watu Panggal, Desa Sano Nggoang, Desa Golo Manting, Desa Golo Sengang serta satu Desa persiapan.
Dampak dari kondisi kali ini juga membuat mobilisasi hasil bumi sangat tersendat. Sehingga warga berharap pembangunan jembatan permanen dapat dikabulkan dinas terkait di Pemkab Mabar.
“Ini Sangat serius, karena sudah puluhan tahun, warga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membawa hasil buminya, sehingga keuntungan yang didapat habis untuk biaya transportasi,” ujarnya.
Ketua PKN Mabar Lorens Logam berjanji untuk mendesak pemerintah untuk bangun jembatan kali Wae Tenda dan Wae Parek.
“Ironis sekali, daerah dengan spot wisata yang potensial ini tidak diperhatikan oleh anggota DPRD dan Pemerintah,” jelas Logam.**