“Hal negatif sebagai dampak dari kegiatan impor produk Cina yang di jual di Swalayan Indo Ria Serba Rp.9000 ini adalah melumpuhkan industri dalam negeri dan menhancurkan pelaku usaha yang ada di Karimun ini serta menambah angka pengangguran serta meningkatnya sifat konsumerisme masyarakat terhadap barang impor.
Liputankepri.com,Karimun –Strategi pengusaha untuk melumpuhkan pelaku usaha lainya dengan cara mengimpor produk murah kebutuhan rumah tangga asal Cina yang di kemas dengan harga serba 9000 ini tentunya mendapat perhatian dari konsumen,sehingga swalayan Indo Ria yang baru di buka pada Sabtu (22/10) beralamat di jalan A.Yani Kolong ini penuh di padati oleh konsumen sampai keareal parkir.Produk murah ini ternyata tidak dilabelisasi Standar Nasional Indonesia (SNI),Ironisnya,produk asal Cina ini laku keras tanpa adannya pengawasan dari pihak terkait.
Produk Cina yang kini telah menggempur pasar tradisional Karimun yang dikemas melalui Swalayan Indo Ria Serba Rp.9000,-antara lain mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, alat-alat tulis, kain, pakaian jadi, celana jeans dan pakaian bekas. Selain itu juga produk alat-alat rumah tangga seperti piring, gelas, dan sendok asal Cina.Didalam produk tersebut tertera tulisan made in China.
Hal ini dikatakan oleh Andi Acok Selaku ketua Patron Karimun melalui sekretarisnya Andi,”hal negatif sebagai dampak dari kegiatan impor produk Cina yang di jual di Swalayan Indo Ria Serba Rp.9000 ini adalah melumpuhkan industri dalam negeri dan menhancurkan pelaku usaha yang ada di Karimun ini serta menambah angka pengangguran serta meningkatnya sifat konsumerisme masyarakat terhadap barang impor.
“Memang masuknya produk Cina ke karimun Kepulauan riau ini memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya mau tidak mau pelaku usaha lokal harus meningkatkan kualitas produknya untuk memikat pembeli. Sedangkan posisi negatifnya, produk lokal kita kalah saing dari segi harga. Sehingga memicu kebangkrutan industri lokal dalam negeri hingga melahirkan gejolak sosial, menyusul terjadinya ledakan penganguran, karena banyaknya karyawan yang menjadi korban PHK,”Imbuhnya
“Kita pun menyadari mahalnya barang-barang lokal yang kita memiliki lebih di karenakan, biaya produksi yang terlalu mahal sehingga berdampak kepada mahalnya barang yang akan dijual ke konsumen. Sebab di manapun juga, yang namanya usaha tidak mungkin menjual barang jika tidak mengambil keuntungan meskipun hanya sedikit.
Andi berharap,Maraknya impor produk Cina ini dibutuhkan keseriusan semua pihak untuk berpikir rasional agar masalah ini segera teratasi. Meskipun tidak seluruh masalah berada di jangkauan wilayah kebijakan dan wewenang pemerintah kabupaten Karimun namun partisipasi dan peran serta semua pihak, termasuk kita sebagai konsumen produk tentu akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas produk lokal.
“Semoga praktek Impor produk Cina masuk ke Wilayah Karimun ini melalui prosedur yang benar tanpa dikotori oleh oknum yang ingin mencari keuntungan secara pribadi,”harapnya.
Acuan,salah satu sales produk Rumah Tangga di bilangan karimun ketika di konfirmasi mengatakan,sejak di bukanya swalayan Indo Ria serba Rp 9000,- omset kami jauh berkurang dan malah sepi pengunjung,”keluhnya. (red)