Meranti – Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti merasa gembira sekaligus kecewa mendengar kabar pemerintah telah meluncurkan program listrik masuk desa (Lisdes) pemberian diskon 50% untuk biaya penyambungan layanan pasang baru untuk daya 450 dan 900 VA.
Untuk diketahui program tersebut salah satu program BUMN besar di negeri ini berupaya menyasar pemenuhan kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) yang telah diimplementasikan di tahun 2019 lalu, dan dihadirkan kembali di tahun 2020 berlaku hingga Desember 2022.
Program ini diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat untuk menikmati listrik, dengan rincian tarif normal biaya pasang baru daya 450 VA sebesar Rp 421.000, setelah diskon 50% akan menjadi Rp 210.500. Untuk daya 900 VA, biaya pasang baru sebesar Rp 843.000, setelah diskon menjadi Rp 421.500.
Namun masyarakat merasa kecewa dan dirugikan diskon 50% melainkan program tersebut menjadi lahan empuk para oknum Biro jasa pemasangan Listrik dengan menerapkan tarif pemasangan yang tidak normal serta dianggap pihak PLN Persero Rayon Selatpanjang tidak pernah melakukan sosialisasi serta pengawasan.
Dan hal ini terkesan pembiaran terhadap biro nakal karena sampai saat ini program yang seharusnya menjadi pendorong pengembangan ekonomi di daerah, khususnya wilayah 3T tidak dirasakan oleh masyarakat Meranti terutama masyarakat meranti yang berada di desa.
Dari pantaun Media di dua desa diantaranya desa Topang Kecamatan Rangsang dan Tanjung Padang Kecamatan Tasik Putri Puyu terdapat permainan seperti monopoli terkait pemasangan meteran listrik ini, hal tersebut diungkapkan kepala desa Tanjung Padang, Abu melalui telfon Jumat,(1/5/2020).
Abu mengatakan, salah satu perusahaan yang memegang kontrak pemasangan jaringan Trafo diwilayah itu meminta untuk dicarikan sebanyak 40 pelanggan dulu yang ingin masuk listrik dan nantinya baru trafo tersebut dikerjakan,” jelas Abu.
Sementara itu, Buyung salah satu pelanggan yang berada didesa Topang menceritakan kepada media ia telah mengeluarkan uang sebesar 1,5 juta untuk melakukan pemasangan listrik baru berdaya 900 va, uang tersebut dikumpulkan oleh RT setempat untuk diserahkan ke kepala desa dan diteruskan ke pihak Biro.
“Dari awal saya memang tidak tau kalau ada diskon 50%, yang jelas saya selaku masyarakat kecewa karena kalau ada yang murah sesuai program pemerintah tetapi kenapa harus mahal ketika kami mau masuk listrik,” tutup Buyung.
Sementara itu Manager PLN Rayon Selatpanjang, Ferizal menjelaskan bahwa benar ada program diskon dari pemerintah sebesar 50% berupa uang BP dan tidak termasuk JIL dan SLO.
“Untuk pemasangan baru kita tidak tau bironya siapa, yang kita tau dari PLN jika masyarakat sudah ada SLO silahkan datang ke PLN untuk menjadi pelanggan tetapi jika ada biro yang meminta diluar biaya SLO itu kita tidak tau, mungkin sudah ada kesepakatan dengan masyarakat calon pelanggan sementara di PLN hanya terima biaya BP aja sesuai dengan diskon 50%,”jelasnya.
Disinggung terkait sosialisasi diskon tersebut, Ferizal mengatakan itu sudah ada diwebsite PLN, mungkin karna keterbatasan jarak dan tidak terjangkau makanya masyarakat tidak mengetahui,
“Termasuk yang ada kejadian ditanjung padang, saya belum mengetahui dan kenal siapa-siapa saja bironya dan track record nya karena saya juga baru disini, tapi saya akan memanggil biro-biro tersebut termasuk biro yang mengerjakan trafo itu,” pungkasnya.
Sampai saat berita ini diturunkan, media belum berhasil menghubungi oknum biro tersebut.**
(tommy)