liputankepri.com, KARIMUN – Suasana di Mako Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun, di Jalan Nusantara, Kelurahan Tanjungbalai Kota, Kecamatan Karimun, Selasa (4/9/2018) berubah ricuh. Puluhan nelayan menuntut pihak Lanal membebaskan rekan mereka yang ditangkap.
Para nelayan merasa tidak puas terhadap tindakan tegas aparat TNI AL, yang melakukan penangkapan nelayan atas tuduhan membawa bahan peledak dan menuntut agar rekan mereka yang ditangkap segera dilepaskan.
Menghadapi suasana tersebut salah seorang perwiraa dari Lanal TBK berusaha meredam situasi, dengan mengajak para demonstran bernegoisasi dan meminta perwakilan nelayan untuk menyampaikan aspirasinya dengan tertib.
Massa nelayan menyepakati dengan mengutus salah seorang perwakilan, untuk bertemu dengan komandan Lanal TBK. Namun para nelayan merasa tidak puas dan tetap melanjutkan aksinya menuntut teman mereka dibebaskan saat itu juga.
“Kami tidak puas dengan kesepakan ini, kami minta sekarang juga agar teman kami di bebaskan. Karena dia tidak bersalah seperti tuduhan petugas,” teriak salah seorang pendemo dengan lantang.
Tak lama kemudian, 1 Satuan Setara Kompi (SSK) Anti Huru-hara diturunkan untuk menghadapi massa. Pasukan anti huru-hara langsung bergerak untuk mengusir massa pendemo.
Suara-suara peringatan dari Komandan kompi anti huru-hara dan tembakan gas air mata tidak digubris oleh para pengunjuk rasa, bahkan para pengunjuk rasa mulai bertindak anarkis dan melakukan pelemparan terhadap pasukan anti huru-hara.
Situasi demikian membuat Komandan Lanal TBK, memerintahkan jajarannya untuk segera membebaskan nelayan yang diamankan, karena sesuai hasil penyidikan nelayan tersebut tidak terbukti bersalah.
Melihat rekan mereka dibebaskan, para nelayan mundur dan membubarkan diri, sehingga situasi di Mako Lanal TBK berangsur-angsur tenang kembali.
Rangkaian kejadian tersebut merupakan simulasi penanggulangan Huru-hara oleh prajurit Lanal TBK dalam menghadapi kerusuhan massa.
Menurut Komandan Lanal TBK, Letkol Laut (P) Catur Yogiantoro melalui Perwira Staf Intelijen, Kapten Laut (E) Wahyu Prabudi, simulasi penanggulangan huru-hara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan penilaian uji terampil gladi tugas tempur pangkalan P1/P2.
“Ini merupakan kegiatan simulasi yang dilaksanakan secara rutin oleh Tim Komando Latihan (Kolat) Komando Armada I (Koarmada I), guna meningkatkan kemampuan pasukan TNI AL dalam mempertahankan kesatuannya dan menjaga keutuhan NKRI,” tutur Wahyu usai pelaksanaan simulasi. (syah)