class="post-template-default single single-post postid-35194 single-format-standard wp-custom-logo elementor-default elementor-kit-37444">

banner 200x200

Home / Berita / Health / Kepri / Law / Life Style / Nasional / Peristiwa / Tekno / Video

Kamis, 14 Januari 2021 - 15:52 WIB

Cuaca Buruk, Lion Air dan Garuda Gagal Mendarat di Pontianak

Pontianak – Pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia gagal mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/1/2021) sore. Hal ini sebabkan cuaca buruk.

Kedua pesawat Boeing 737-86N dan Boeing 738-8GP rute Jakarta-Pontianak ini akhirnya divert ke bandara lain setelah sempat holding di udara Bumi Khatulistiwa ini.

Executive General Manager (EGM) Angkasa Pura (AP) II Pontianak Eri Braliantoro menerangkan, tindakan divert dilakukan karena faktor cuaca buruk.

“Karena faktor cuaca ada pesawat Lion divert ke Batam. Garuda divert ke Palembang,” jelasnya saat ditemui di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ-182 Pontianak, Rabu petang.

Ia menerangkan, pesawat Lion Air dengan nomor oenerbangam JT 684 divert ke Batam pada pukul 14.20 WIB. Sedangkan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 504 divert ke Palembang pada pukul 15.02 WIB.

Dalam hal ini divert maupun RTB (return to base) adalah hal yang lumrah. Karena apa, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan,” jelas Eri.

Selain Lion dan Garuda, pesawat Sriwijaya Air pun sempat mengalami cuaca buruk. Namun, berhasil landing karena cuaca sempat cerah sedikit. “Feasibility memenuhi standar jadi sempat landing,” kata Eri.

Kemudian, pada pukul 17.40 WIB, terpantau pesawat Batik Air masih holding. Batik Air akan mengambil keputusan ketika sudah tidak memungkinkan dan cuaca di bandara tujuan masih buruk. Bisa dengan melakukan divert.

Jadi, hari ini yang divert ada dua pesawat, Lion dan Garuda, akibat cuaca. Cuaca itu kan ada beberapa faktor. Ada faktor angin, faktor feasibility, jarak pandang yang memang di bawah standar penerbangan,” jelasnya.

Dunia penerbangan, kata Eri, mengacu pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui kondisi cuaca. Jika dilihat secara visual, susah untuk dinilai.

“Nah, hasil dari BMKG inilah yang akan diteruskan ke Air Traffic Controller (ATC) atau pilot. Untuk mereka mengambil keputusan landing atau divert,” tutupnya.

“Untuk diketahui, holding adalah suatu hal yang dilakukan untuk menunda sebuah pesawat yang sedang terbang.

Sedangkan divert merupakan pengalihan pendaratan ke bandara terdekat, yang terjadi akibat cuaca buruk, sehingga pesawat tidak memungkinkan untuk mendarat di tempat tujuan.***

Kontributor : Ocsya Ade CP

Share :

Baca Juga

Berita

Desa Pangke Terima Penghargaan Gerakan Keamanan Pangan Desa

Batam

Kota Batam Kembali Disulap Jadi Arena Gelper

Kesehatan

Batam Terima 35.000 Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Ekonomi

“Rawannya Penyelewengan” Dinas Terkait Diminta Perketatkann Pengawasan Dana BOS

Batam

Kepala BP Batam Resmikan Lajur Pejalan Kaki dan Sepeda di Kawasan Batam Center

Batam

Amsakar Achmad: Kondisi Batam masih normatif

Karimun

Bupati Karimun Pimpin Upacara HUT PGRI Ke-74 dan Hari Guru Nasional Tahun 2019

NTT

“Festival Maritim”, Hedonisme, dan Pemborosan