Labuan Bajo – Pemantau Keuangan Negara kembali gelar aksi demonstrasi ihwal kualitas buruk pengerjaan proyek yang bersumber dari dana PEN meresahkan masyarakat Manggarai Barat sebagai penikmat jalan itu sendiri.
Aksi demonstrasi kali ini memang terlihat berbeda dari aksi-aksi sebelumnya dengan masa yang sangat sedikit. Namun, spirit perjuangan PKN bersama teman-teman aktivis lainnya dalam menyuarakan suara masyarakat yang tertindas para penguasa tak surut.
Ketua Pemantau Keuangan Negara (PKN) Manggarai Barat, NTT, Lorens Logam saat berorasi di Dinas Bina Marga sangat geram ketika melihat beberapa mobil dinas operasional dijadikan tameng penyanggah para aksi demonstran. Performa itu dinilai sangat tidak etis oleh Ketua PKN Mabar saat berorasi menyuarakan suara keadilan di depan Kantor Dinas Bina Marga, Kamis 20 Oktober 2022.
“Kita datang ke sini bukan kali pertamanya. Beberapa waktu yang lalu, kita datang di sini dengan cara-cara yang tidak etis”, ungkapnya.
Menurut Lorens Logam, mestinya kita punya budaya manggarai yang respect ini kita junjung tinggi dan kita sadar itu. Namun, satu hal yang perlu diketahui sebagai pengguna anggaran dan penikmat pajak tidak berlaku etis kepada masyarakat, catat itu!
“Bayangkan, saudara kepala dinas membiarkan mobil ini, fasilitas yang masyarakat kasih untuk menghalangi menyampaikan aspirasi.Ini hal terkecil saja. Maka dari itu, saya melihat dan menjustifikasikan Dinas Bina Marga ini Dinas tidak bermoral, tidak punya integritas, tidak punya wibawa, dan tidak punya harga diri”, tegas Logam.
Dikatakan, kita setiap hari usai melakukan monitoring kita report hasil temuan kemudian kita sanding kepada PPK, namun tidak ada upaya lanjutan dan tidak ada respon yang baik.
Secara struktur,kami sebagai masyarakat sangat menghargai penjabat karena integritas dan kewibawaannya sangat dijunjung tinggi baik attitudenya, tutur kata apalagi prodak kebijakannya.
Namun, performa yang ditunjukan oleh Kadis Bina Marga sangat tidak etis terkait kualitas pekerjaan dimana dinas bina marga sebagai akselerator.
“Kita datang ke sini untuk menyampaikan secara tegas bahwa ini kali terakhir datang dan buat kegaduhan di sini. Hal ini bukan berarti punya persoalan secara personal dengan pa kadis . Namun sebagai masyarakat Manggarai Barat tentu masih memiliki kesadaran moral menyadarkan kepala dinas Bina Marga untuk tidak kepala batu”, pungkasnya.**