Natuna – Asisten ll Sekda Natuna, Basri, membuka secara resmi pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Tahun 2022. berlangsung di ruang Aula Natuna Hotel, Kecamatan Bunguran Timur, pada Kamis (10/11/2022) pagi.
Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata tersebut di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Natuna.
Menghadirkan Narasumber Insan Mandiri selaku manajemen dan konsultan pariwisata Tanjungpinang dan Ketua Pokdarwis Aiba selaku pengelola Mangrove Park Mekar Jaya, yang di laksanakan dari tanggal 10 S/d 12 November 2022, di ikuti sebanyak 40 peserta dari pengiat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaksanaan kegiatan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Disparbud Natuna Supardi dalam laporan nya mengatakan, kegiatan pelatihan pengelolaan Desa wisata di latar belakangi bahwa, pariwisata merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah.
Bahkan lanjut Supardi, kemajuan dan kebijakan ekonomi yang semakin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia menggerakkan mata rantai ekonomi yang saling berkaitan dan menjadikan industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dunia, perekonomian negara, bahkan peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat.
“Kabupaten Natuna memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dan menjadi tujuan wisata yang harus diperhitungkan salah satunya dengan mengembangkan Desa Wisata sebagai destinasi pariwisata,” ujar Supardi.
Bahkan, kata Supardi untuk informasi bahwa Kabupaten Natuna sudah menjadikan 15 Desa wisata yang tersebar di seluruh wilayah. Ditetapkan desa wisata tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi kemajuan pariwisata lingkungan dan ekonomi masyarakat sekitar.
“Oleh karena itu dalam pengelolaannya harus benar-benar memperhatikan segala aspek kehidupannya.Pengembangan sebuah desa wisata akan mendukung Desa menjadi lebih optimal menghadapi berbagai tantangan untuk menuju pariwisata berkelanjutan,” harap Supardi.
Untuk itu, kata Supardi, maka diperlukan perhatian tentang pengalaman dari kita yang bertujuan, untuk meningkatkan pengetahuan motivasi dan kompetensi pengelolaan desa wisata agar lebih profesional dan berkualitas dalam melakukan pengembangan pariwisata dan memberikan pelayanan kepada wisatawan.
Adapun kata Supardi, sasaran yang harus kita pelajari ini yaitu:
Pertama peserta mengetahui dan memahami dasar-dasar penulisan.
Kedua peserta mengetahui dan memahami pentingnya daftar personal dalam mewujudkan masyarakat pada wisata.
Ketiga serta mengetahui dan memahami pengembangan.
Keempat peserta mengetahui dan memahami pengembangan dan pengelolaan produk pariwisata di desa.
Mengakhiri laporannya, Supardi mengungkapkan bahwa, yang turut menjadi peserta dalam kegiatan tersebut diantaranya perwakilan masing masing Desa wisata tergabung dalam Pokdarwis dari Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Midai, Pulau Tiga Barat, Bunguran Barat, Bunguran Utara penggerakan wisata dan juga mahasiswa.
“Yang semuanya, diharapkan sebagai agen perubahan untuk kemajuan pariwisata Natuna ke depan,” tutup Supardi.
Sementara itu, Asisten II Sekda Natuna, Basri, mengatakan, Natuna mempunyai anugerah luar biasa berupa alam yang indah. Sebagai bagian Geopark Nasional, keindahan laut dan bebatuan di Natuna menjadi daya tarik bagi wisatawan luar daerah.
“Jadi diklat ini dilakukan supaya kita bisa mengoptimalkan potensi yang ada, hal yang musti ditonjolkan dari pariwisata adalah propaganda, namun tidak membohongi, Sehingga, masyarakat dan pengelola wisata harus memiliki wawasan kepariwisataan,” ujar Basri.
Bahkan, Basri pun berharap, para peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengaplikasikannya untuk kemajuan pariwisata di masing-masing desa.
“Keramahtamahan, kenyamanan, kebersihan, kita berikan kepada para wisatawan. Tetapi itu tak bisa dilakukan satu dua orang, makanya disebut desa wisata. Dengan begitu bagi yang ikut pelatihan ini, di harapkan sebagai pionir nya untuk berbagi wawasan itu,” ujar Basri.
Masih kata Basri, mengharapkan keseriusan para peserta mengikuti pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan kesadaran kita sebagai pelaku dan pengelola kepariwisataan di desa masing-masing. Semua desa-desa wisata yang telah ditetapkan agar benar-benar memahami dan bertekad tidak hanya sekedar nama sebagai desa wisata namun harus benar-benar nyata geliat kepariwisataan yang ada.
“Manfaatkan kesempatan kehadiran para narasumber yang merupakan pelaku desa wisata dan telah terbukti kemajuan dan dampak dari berkembangnya desa wisata di daerahnya masing-masing,” tutupnya.**