Meranti– Fery Ridwan selaku Manager produksi dari PT. KRESNA EKA PRATAMA membantah kalau perusahaan nya Membabat hutan mangrove di bibir Sungai Belokop Desa Batang Meranti Kabupaten Kepulauan Meranti Riau.
Fery menanggapi pernyataan salah seorang Operator alat berat yang digunakan untuk membabat hutan di Meranti beberapa bulan yang lalu guna membangun Batching Plant.
Dikatakan Fery, Operator yang mengendalikan Alat berat Excavator itu bukan karyawan nya. Sementara di lapangan, dua orang Operator tersebut jelas menggunakan Uniform berwarna biru yang bertuliskan PT. KRESNA EKA PRATAMA.
“Operatornya bukan karyawan PT KRESNA, tanya operatornya dapet seragam dari mana,”kata Fery Ridwan manager produksi PT KRISNA yang beralamat Jalan Raya Tapos, Cibinong Bogor itu kepada media ini melalui pesan WhatsApp,Sabtu 24/08/2024.
Disingung apakah pihaknya bersedia jika dipangil oleh pihak kepolisian untuk di mintai keterangan, dengan singkat Fery mengatakan silahkan.
Untuk di ketahui terseretnya nama PT KRESNA EKA PRATAMA berawal dari pernyataan salah seorang Operator alat berat ketika di wawancarai oleh wartawan media ini beberapa bulan yg lalu di lokasi pengerjaan. Tepatnya di sungai Belokop Kecamatan Pulau Merbau.
Bahwa mereka (Operator Excavator_red) dari perusahaan PT. KRESNA EKA PRATAMA merupakan Vendor yang di perintah Muklis dan Miral dari pemilik perusahaan yang ingin mendirikan Batching Plant.
“Kalau orang Perusahaan pemilik Batching Plant saya tidak tau dan tidak pernah ketemu, saya di suruh Miral dan Muklis orang dari perusahaan untuk mengawas pekerjaan di lapangan,” kata salah satu perkrerja.
Dilanjutkan “Kalau kita dari PT. KRESNA EKA PRATAMA untuk membersihkan lahan dan memasang Batching Plant saja, di suruh Miral dan Muklis”. tambah salah satu operator Excavator yang saat itu mengenakan baju safety seragam kerja berwarna biru bertuliskan PT. KRESNA EKA PRATAMA.