Liputankepri.com,Jakarta – Polri telah menangkap sembilan orang yang diduga anggota kelompok radikal ISIS, yang mendompleng dan membuat teror terkait demontrasi 4 November lalu, di depan Istana Negara.
“Kita akan update ada tujuh waktu itu ada penangkapan di Bekasi dan Jakarta Barat juga. Perkembangannya ada sembilan (yang ditangkap). Mereka tedeteksi pemuda-pemuda kita yang bsrkaitan langsung dengan ISIS,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar,seperti yang dilansir laman republika.co.id Sabtu (25/11).
Menurutnya sembilan orang tersebut terlibat dalam kelompok teror yang ingin membuat kegaduhan saat aksi damai 4 November tersebut. Bahkan, kata dia, mereka ingin merebut senjata polisi. Namun, upaya tersebut gagal lantaran polisi saat itu tidak membawa senjata.
“Keterlibatan kelompok teror meramaikan berjalan, hasil penangkapan ada, kami mau jelaskan, ada niat buat kegaduhan, dompleng. Ada unsur pendompleng, yang mau kami jelaskan pendompleng berkaitan teror,” jelasnya.
Boy mengungkapkan sembilan anggota ISIS tersebut. Di antaranya, bernama Saulihun Alias Abu Musaibah yang berperan secara aktif untuk mendukung ISIS, sebagai fasilitator WNI ke Syuriah, dan berusaha perampasan Senpi.
Kemudian, Alwandi Alias Aseng yang juga merupakan kelompol ISIS berperan untuk mengikuti pelatihan dan berencana melakukan penyerangan teror. Selain itu, seorang pria bernama Wahyu Widada yang berperan dalam proses pelatihan, memperbantukan rekannya yang berangkat ke Syuriah. Ibnu Aji Maulana telah mengikuti pelatihan bersama, dan siapkan misi untuk membuat wilayah Indonesia sebagai Daulah Islamiyah.
Lalu, Fuad Alias Abu Ibrahim kelompok ISIS dan menyiapkan WNI berangkat ke Syuriah dan Zubair yang mengikuti kajian khilafah, serta ikut dalam pelatihan. Dan terakhir, Agus Setiawan yang berperan untuk membantu mengurusi administrasi palsu seperti, paspor, akta keluarga dan KTP.
“Ini kelompok simultan, penyelidik, penindakan tangkap mereka sejalan isu jaringan teror ikut aksi unjuk rasa 4 November yang lalu,” jelasnya
Namun, Boy menegaskan bahwa pihaknya tidak menemukan adanya kaitan antara sembilan anggota ISIS tersebut dengan para pemimpin massa Aksi Bela Islam tersebut.
“Mereka hanya memancing kericuhan 4 November dan berusaha perampasan senjata api, tapi karena petugas tidak bawa senjata api, gagal,” kata Boy.**