“Murah iya, akhirnya masyarakat banyak punya alternatif. Tapi jalan pintas caranya, akhirnya peternak kecil yang dikorbankan. Semakin jauh dari swasembada daging sapi,” pungkas Joni.
Liputankepri.com,Jakarta -Perum Bulog secara bertahap mulai mendatangkan daging kerbau beku asal India. Daging kerbau dalam bentuk beku tersebut, nantinya akan dijual seharga Rp 65.000/kg. Total Bulog mengimpor 9.500 ton di tahap awal.
Kendati demikian, menurut Sekjen Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf, daging kerbau yang digelontorkan ke pasar ini dipastikan merusak harga sapi hidup yang berujung pada kerugian peternak kecil.
“Kerugian pertama itu jelas risiko penyebaran PMK (penyakit mulut dan kuku). Kedua yang pasti harga sapi di peternak akan jatuh, wajar India dagingnya murah, karena mereka memang belum bebas PMK,” kata Rochadi kepadadetikFinance, Kamis (1/9/2016).
Dia menuturkan, meski bergantung pada daging impor, sekitar 70% kebutuhan konsumsi daging sapi nasional tetap dipenuhi dari sapi lokal. Kebijakan impor daging kerbau, menurutnya, akan membuat harga sapi peternak jatuh.
“Daging kerbau katanya hanya untuk Jabodetabek, kemudian ada Pemda yang menolak daging kerbau India. Tapi siapa yang bisa jamin? Diangkut pakai mobil kecil siapa yang tahu, namanya pedagang pasti itu daging murah kemana-kemana dijualnya, saya jamin pasti nyebar kemana-mana itu,” ujar Rochadi.
Rochadi yang juga dosen di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ini mengungkapkan, sulit menjamin daging kerbau impor tidak merembes ke pasaran di luar Jabodetabek.”Tak mungkin bisa kontrol,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Joni Liano menuturkan, kebijakan impor daging kerbau akan mengubah struktur harga sapi hidup yang dijual peternak lokal.
“Sekarang logikanya daging kerbau India bisa jual Rp 65.000/kg, artinya harga (kerbau) hidupnya Rp 25.000/kg. Sementara harga sapi hidup di peternak lokal saat ini Rp 40.000/kg, bakal turun harga sapi hidup peternak lokal kalau banjir daging kerbau. Dari Rp 40.000/kg turun jadi Rp 25.000/kg sapi hidup. Nggak bakal bisa bersaing dengan daging kerbau India,” jelas Joni.
Diungkapkannya, memang jika memang tujuan pemerintah menurunkan harga daging sapi, daging kerbau bisa jadi alternatif sumber protein hewani yang murah meriah.
“Murah iya, akhirnya masyarakat banyak punya alternatif. Tapi jalan pintas caranya, akhirnya peternak kecil yang dikorbankan. Semakin jauh dari swasembada daging sapi,” pungkas Joni.