Liputankepri.com,Jakarta – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk memutuskan untuk mengubah jalur ekspor feronikel dari Eropa ke Asia. Hal ini berdasarkan perhitungan biaya operasional yang lebih tinggi ke Eropa dibandingkan ke Asia.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito menjelaskan feronikel merupakan bahan setengah jadi untuk stenisil yang hanya bisa dikelola oleh negara-negara maju untuk diproduksi menjadi bahan otomotif seperti pesawat dan lain-lain.
Antam sebelumnya melakukan ekspor feronikel ke Eropa karena negara-negara maju di sana membutuhkan feronikel. Namun, karena negara-negara di Asia juga sudah mulai berkembang industrinya dan membutuhkan feronikel maka Antam mengalihkan marketnya ke Asi.
“Mengalihkan penjualan ke Asia kan karena menurunkan free cost dan turn over Asia lebih pendek. Jadi poinya adalah market di sini benefitnya lebih substansial untuk perusahan. Untuk pengiriman Eropa membutuhkan waktu 90 hari tapi ke Asia hanya 30 hari,”ujarnya di Kemang, Jakarta, Selatan, Rabu (22/6/2016).
Dimas menambahkan, besaran yang akan di ekspor ke Asia sesuai besaran produksi feronikel tahun ini sebesar 20.000 ton nikel (TNi). Hal ini, lanjut Dimas, sudah dilakukan pengiriman ekspor feronikel secara fradual ke sejumlah negara Asia seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan China.
Semntara itu, untuk harga feronikel masih sama dengan harga di Eropa karena sudah terdetermin di LMA sebesar USD3,8-USD4 per Ib. “Jadi keuntungannya hanya dari biaya distribusi yang lama dari Eropa 90 hari menjadi 30 hari,” tandasnya.
(mrt/lk)