Dua ABK Kapal Ikan Asal Indonesia Disiksa dan Terjun ke Laut

- Jurnalis

Sabtu, 6 Juni 2020 - 22:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Karimun – Kedua ABK kapal cumi asal Indonesia yang bekerja pada kapal China diketahui masing -masing bernama Andri Juniansyah (30) asal Sumbawa, NTB dan Renafi (22) asal Medan Sumatera Utara saat ditemui terapung telah dalam kondisi lemas.

Dua orang pekerja asal Indonesia mendapat penyiksaan saat melaut bersama kapal tangkap ikan Lu Qing Yuan Yu 213 asal negara China. Akibat mengalami kondisi tersebut, keduanya memilih untuk melompat ke laut karena tidak tahan atas ‘penyiksaan’ yang dialami.

Mereka ini ditemukan oleh nelayan, sudah mengapung sudah tujuh jam di laut di Perairan STS dalam kondisi basah serta mengenakan pelampung, dan sudah lemas.

“Setelah diamankan, keduanya menjalani pemeriksaan rapid tes. Dan hasilnya nonreaktif,” ujar Kapolres Karimun AKBP Muhammad Adenan usai menginterogasi keduanya di Mapolsek Tebing, Karimun, Sabtu (6/6).

Dua orang terapung itu diketahui merupakan ABK Kapal Tangkap Cumi berbendera China. Mereka nekat melarikan diri dengan cara melompat ke laut dan berenang mencari bantuan.

“Sekitar jam 03.00 dinihari, saya mendengar ada suara orang meminta tolong, awalnya saya hanya diamkan saja, karena takut. Namun, saat saya menghidupkan mesin, saya melihat ada orang melambai-lambaikan tangan ditengah laut,” kata Nelayan Kecamatan Tebing Teuku Azhar ditemui di Mapolsek Tebing.

Ia mengatakan, dua orang tersebut saat ditemui terapung telah dalam kondisi lemas. Keduanya, mengaku bahwa mereka baru saja melarikan diri dari kapal tangkap cumi asal China.

“Mereka mengaku dianiaya. Pada pagi harinya, saya langsung membawa mereka ke Pulau Karimun dan melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian,” katanya.

Andri Juniansyah, salah satu ABK Kapal mengaku, alasan dirinya melarikan diri dari kapal tangkap cumi asal China itu karena mendapatkan penganiayaan selama bekerja.

“Saya tidak nyaman kerja di kapal, tidak betah karena mendapatkan penganiayaan, dipukul dan ditendang apabila kerja lambat,” terangnya.*

(aidy)

Follow WhatsApp Channel www.liputankepri.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Polres Siak Laksanakan Peletakan Batu Pertama Rumah Layak Huni ke-6 dalam Rangka HUT Bhayangkara ke-79
Polsek Tualang Tangkap Pengedar Sabu dan Ekstasi, 5,49 Gram Sabu dan 48 Butir Pil Diamankan
Ziarah Khidmat Polres Siak ke Makam Pahlawan Sultan Syarif Kasim: Wujud Penghormatan dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025
Deklarasi Kampung Bebas Narkoba dan Penyerahan Bansos, Warnai Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Desa Benteng Hilir
Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79, Polsek Tualang Gelar Pertandingan Batu Domino Bersama Warga
Progres Pergeseran Warga: 106 KK Tatap Harapan Baru di Tanjung Banon
Dukung Pendidikan Anak Usia Dini, PT Timah Serahkan Bantuan untuk TK Swasta Mutiara Hati
Jaga Kualitas Air Baku, BP Batam Tertibkan Bangunan Disekitar DTA Tembesi

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 12:40 WIB

Polres Siak Laksanakan Peletakan Batu Pertama Rumah Layak Huni ke-6 dalam Rangka HUT Bhayangkara ke-79

Kamis, 26 Juni 2025 - 11:48 WIB

Polsek Tualang Tangkap Pengedar Sabu dan Ekstasi, 5,49 Gram Sabu dan 48 Butir Pil Diamankan

Kamis, 26 Juni 2025 - 05:20 WIB

Ziarah Khidmat Polres Siak ke Makam Pahlawan Sultan Syarif Kasim: Wujud Penghormatan dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025

Kamis, 26 Juni 2025 - 04:20 WIB

Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79, Polsek Tualang Gelar Pertandingan Batu Domino Bersama Warga

Rabu, 25 Juni 2025 - 21:31 WIB

Progres Pergeseran Warga: 106 KK Tatap Harapan Baru di Tanjung Banon

Berita Terbaru