class="post-template-default single single-post postid-3385 single-format-standard wp-custom-logo elementor-default elementor-kit-37444">

banner 200x200

Home / Featured / Olahraga

Jumat, 16 Desember 2016 - 21:06 WIB

Final Piala AFF 2016 Ibarat Cerita Dongeng Ciderella di Dunia Olahraga

Liputankepri.com – Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand dalam laga kedua final Piala AFF 2016 di Bangkok, Sabtu malam. Tim Merah-Putih hanya perlu hasil seri untuk menjadi juara karena sudah meraih kemenangan 2-1 pada laga pertama lalu.Bila berhasil meraih gelar juara, Indonesia akan membuat kejutan, mengingat sejak awal tak diunggulkan. Tampilan timnas Indonesia tak ubahnya cerita dongeng ciderella di dunia olahraga.

Sebelumnya cerita serupa sudah sering terjadi. Yunani dan Portugal pernah melakukan kejutan serupa di Piala Eropa. Lalu, Leicester City membuat kejutan tak jauh berbeda saat menjuarai Liga Inggris pada musim lalu.

Lalu, timnas lebih mirip mana dari ketiga perbandingan itu?

Yunani membuat kejutan luar biasa pada Piala Eropa 2004. Menurut situs resmi sepak bola Eropa, EUFA, Yunani saat itu mengandalkan formasi gerendel yang menakjubakan juga membuat banyak klub besar takluk, termasuk Portugal yang mereka kalahkan di final.

Portugal juga menjadi underdog saat tampil di final Piala Eropa 2016. Maklum, lawan yang mereka hadapi adalah Prancis yang jadi tuan rumah dan di babak sebelumnya terus tampil luar biasa. Nyatanya, di babak final Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan mampu menang 1-0 setelah melewati babak perpanjangan waktu.

Kiprah timnas sedikit mirip Portugal, terutama bila melihat tampilan tak meyakinkan di babak-babak sebelumnya. Namun, bila dilihat pada pola permainan, perbandingan yang tepat tampaknya lebih pada Leicester City.

Leicester menjadi juara dengan mengandalkan permainan fisik. Mereka mengedepankan pertahanan apik yang disertai dengan serangan balik cepat. Timnas juga memeragakan permainan yang hampir sama di turnamen ini, terutama saat menghadapi Thailand yang bermain lebih matang dan indah.

Di final pertama, tim asuhan Alfred Riedl mengandalkan para pemain dengan keunggulan fisik untuk menekan lawan, yang terus memperagakan teknik-teknik menawan. Pemain seperti Evan Dimas pun tak masuk tim utama.

Para pemain timnas yang terpilih kemudian dituntut menguasai lapangan tengah, membendung permainan dari kaki ke kaki Thailand lewat pressing yang tak kenal lelah. Dua gol yang dicetak Indonesia tak lepas dari aksi serangan balik, yang juga dibantu faktor keberuntungan.

Tentu saja, perbandingan dengan Leicester itu akan benar-benar pas bila Indonesia mampu menuntaskan kerja di partai final kedua di kandang Thailand, Sabtu malam besok. Hasil seri akan mampu mengantar para punggawa timnas membawa pulang trofi AFF untuk pertama kalinya sekaligus mengakhiri dahaga masyarakat Indonesia akan prestasi, yang sudah berlangsung sangat lama.

Share :

Baca Juga

Featured

Kapolda Kepri Apresiasi Sinergitas TNI-POLRI di Karimun

Featured

Pedagang Liar Dijembatan Maredan Perawang Di Tertibkan

Featured

Bersimbah Darah,Pria Ini Tewas di Tembak Orang Tidak Dikenal

Batam

Kota Batam Kembali Disulap Jadi Arena Gelper

Featured

BC Karimun Ancam Musnahkan Barang milik Penumpang

Featured

Polres Meranti virtualZoom Meeting Peresmian Pembangunan Gedung BPKB dan Rumah Sakit Bhayangkara Presisi Di Polda Riau

Featured

KapolseK Tambang Pantau Pelaksanaan Pencoblosan di Wilayah Hukumnya

Featured

Kisruh Antara Pimpinan DPRD Beserta Anggota Belum Juga Selesai