Liputankepri.com,Selatpang – – Melihat begitu antusiasnya pelancong yang datang ke Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, untuk menyaksikan perang air dan sebuah upaya agar helat tahunan ini menjadi perhatian dunia, kemudian bisa menjaring turis, nama perang air akhirnya diartikan ke dalam bahasa Mandarin. Yakni, Cian Cui.
Pergantian nama itu digelar dalam sebuah acara resmi di teras Hotel Grand Meranti, Jalan Kartini, Selatpanjang, Kepulauan Meranti, pada hari Jumat (12/2/2016) silam. Saat itu, Kadisparekraf Fahmizal diwakili Kasi Pengembangan Pasar Pariwisata ,Yul Akhyar, tampak hadir. Selain itu, juga ada Sekretaris Disparpora Meranti, Ismail Arsyad, yang kini sudah menjabat sebagai Plt Disparpora Meranti.
Saksi hidup lainnya, Kapolres Kepulauan Meranti ketika itu dijabat AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi, Ketua PHRI Meranti, Raden Uyung Permadi Salis, GM Garuda Indonesia Pekanbaru, Dedi Setiadi, dan sejumlah anggota DPRD Meranti seperti Lindawati, dan Dedi Putra SHi.
Saat itu, Yul Akhyar sempat mengatakan, iven perang air di Selatpanjang bagian dari promosi Provinsi Riau, dan kegiatan perang air di Selatpanjang ini harus dikembangkan serta didukung oleh semua pihak. Sebab, jika dikemas dengan baik perang air pada perayaan Imlek ini bisa menjadi masukan yang baik untuk daerah.
“Saya rasa ini bisa menjadi wisata andalan Meranti yang tiada dua di dunia. Ini merupakan tradisi yang unik dan perlu dikembangkan,” kata Yul Akhyar ketika itu.
Plt Kadispora Meranti, Ismail Arsyad sangat menerima masukan tersebut dan demi kemajuan bersama Ismail Arsyad juga menerima masukan dari beberapa kalangan masyarakat, baik yang berdomisili di Meranti maupun masyarakat luar yang ikut serta bermain pada perang air.
Dari masukan ini, dari tahun ke tahun helat tahunan ini semakin menampakkan keunikan dan semakin ramai dikunjungi orang.
Perbaikan teknis yang harus dilakukan, kata Ismail Arsyad, kemasan air yang dijadikan sebagai senjata dalam perayaan tersebut, mesti ada pembenahan. Sebab, masih banyak masyarakat yang usil dalam mengikuti acara tersebut, salah satunya dengan mengisi air yang tidak layak untuk digunakan.
Selain itu sasaran pelemparan atau tembakan air harus tepat sasaran sehingga orang tua jompo, dan anak anak yang ikut tidakdijadikan sasaran pelemparan.
Setelah perbaikan, perang air dari tahun ke tahun terdapat beberapa perbedaan. Dari sisi kemeriahan terlihat sama saja tapi jika dilihat dari sisi ketertiban dan pada tahun 2016 perang air bisa dibilang sangat tertib. Ini adalah hasil kerja isntansi terkait telah menyediakan jalur satu arah. Beda pada tahun sebelumnya, tidak teratur sehingga macet dimana-mana.
Tahun 2017 ini, jelas Ismail Arsyad, perang air semakin dikemas lebih baik lagi. Wadah untuk dijadikan perang air hanya dibolehkan menggunakan pistol air. Sebelumnya, boleh menggunkan kemasan plastik, air dalam gelas minuman, ember dan sebagainya.
”Tahun 2017 ini waktu perang air juga dibatasi hanya dua jam, dari pukul 15.30 WIB sampai pukul 18.00 WIB,” kata Ismail Arsyad.
Tahun in juga, kata Ketua Panitia Cian Cui, Raden Uyung Permadi Salis, perang air dikemas lebih tertib lagi. Karena, panitia dan pihak terkait benar-benar ingin menjadikan helat ini sebuah pendapatan baru bagi daerah dan benar-benar dapat dirasakan masyarakat.
”Kunci menarik kunjungan dari perang air ini, harus kita kemas lebih bagus lagi terutama bagaimana kita memberi kenyaman dan keamanan peserta perang air,” ucap Uyung. (man)