Labuan Bajo – Aktivitas penambangan pasir di kawasan hulu dan sepanjang daerah aliran sungai Kali Wae Mese di Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT tercemar limbah beracun.
Limbah ini diduga berasal dari tumpahan mesin eksavator milik PT. Armada Pratama yang sedang mengeruk pasir di tengah sungai kali wae Mese.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis (9/3/2023) sore hari sekitar pukul 05.00 wita yang menyebabkan air sungai kali Wae Mese keruh, bau dan berminyak.
Tumpahan limbah yang berasal dari mesin eksavator tersebut berdampak pada pasokan air bersih warga labuan bajo terganggu.
Salah satu staf dari PT. Menara Armada Pratama saat diwawancarai awak media ini di Lokasi tambang menjelaskan bahwa untuk aktivitas tambang disini memang ada tapi dulu dan sudah ditutup karena tidak memiliki ijin waktu itu.
“Sekarang kan aktivitas kami disini baru tiga minggu. Dan kegiatan kami ini juga bukan kegiatan tambang di kali. Memang ada sebagian kami ambil di kali itu untuk perbaikan jalan, pak. Dan aktivitas kami disini itu karena muat yudit sisa pengerjaan dari pede untuk di amankan disini, ” ungkap Rafael angkur staf PT. Menara Armada Pratama.
Sementara Direktur Utama Perumda SPAM Wae Mese Relianus Endo saat di wawancarai media menjelaskan bahwa berdasarkan visualisasi dimana permukaan sungai ini terbentuk buih,bau dan berminyak yang sangat pekat.
“Terindikasi bahwa material itu adalah oli . Karena secara visual menggambarkan kepekatannya dan baunya sangat pekat.
Dari situ, sebagai pimpinan saya perintahkan staf saya yang shift dua untuk selalu amati sampai jam 6. Karena di jam 6 sampai jam 10 seluruh sistem ini off.
Tapi, pada saat pendistribusian di shift tiga. Staf saya sempat melakukan pengujian di laboratorium. Hasilnya, air tidak bisa di treatment karena kepekatan kontaminasi cemaran itu sangat tinggi sekali, ” tutur Relianus.
Sehingga, Perumda SPAM Kali Wae Mese berhenti sementara waktu mengoperasikan instalasi pengolahan air minum. Sebab, baku mutu air sungai Kali Wae Mese yang tercemar limbah tersebut tidak memungkinkan untuk diolah untuk konsumsi warga sementara waktu.
Akibatnya, Perumda SPAM kali Wae Mese terpaksa menghentikan sementara pengelolaan dan pasokan air bersih akibat sumber air baku PDAM dari hulu Sungai Kali Wae Mese yang tercemar.
Terpisah, Kepala Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Ferdinandus Fedi saat dikonfirmasi awak media ini menjelaskan sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi itu.Kalau saya sebagai Kepala Desa tentu menunggu koordinasi dari pemerintah Kabupaten dalam hal ini Perumda Air Mbeliling dan Dinas lingkungan hidup untuk menyikapi hal tersebut. Dan sejauh ini, Dinas terkait belum melakukan koordinasi.
“Air yang tercemar itu kan punya nya Perumda Air Mbeliling lalu yang mengetahui bahwa air mengalami pencemaran tentunya mereka juga tau, ” ungkap Ferdinandus.
Kalau penyebabnya karena aktifitas tambang milik PT armada, tentu kalau memang demikian maka Perumda air Mbeliling kordinasi dengan kami untuk bersama-sama ambil sikap terhadap aktifitas PT Armada tadi.
“Kami tentu menyayangkan kejadian pencemaran air ini karena sangat berbahaya terhadap kesehatan masyarakat Labuan bajo sebagai konsumen air ini, ” tutur Kades Ferdi.
Ia berharap pemerintah kabupaten dan Desa untuk selalu membangun komunikasi dan koordinasi terkait wilayah yang rawan atau menjadi obyek Vital untuk tidak boleh ada aktivitas yang mengganggu fasilitas dasar masyarakat seperti air minum misalnya. Sehingga kita lebih baik mencegah di awal sebelum terjadi. Dan yang lebih penting lagi komunikasi dan koordinasi dgn pihak otoritas yang mengeluarkan ijin agar mempertimbangkan terkait dampak terhadap fasilitas vital publik akibat aktivitas tambang tersebut. Terkait peristiwa yang sudah terjadi ini saya menunggu koordinasi dari Pemda untuk langkah selanjutnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Dirut PT. Menara Armada Pratama belum berhasil dikonfirmasi.**
Reporter : Kordianus
Editor : Agustian Indramajid