Liputankepri.com,Kundur – Meskipun Air sudah mulai surut pasca banjir beberapa hari yang lalu namun aktifitas pertanian di Desa Sungai Ungar dan Desa Sungai Sebesi Kecamatan Kundur masih lumpuh,ketinggian air hingga saat ini masih sekitar 20 Centi Meter.
Camat Kundur, Saipol mengatakan, warga masih tetap bertahan dirumah masing-masing, tanpa ada aktifitas atau pekerjaan rutin yang dilakukan seperti berkebun dan bertani.
“Aktifitas pertanian sampai saat ini masih lumpuh. Perkebunan warga masih terendam. Apa lagi notabene warga di Desa Sungai Ungar merupakan petani karet, sehingga sampai saat ini belum dapat menyadap karet untuk kelangsungan hidup mereka. Karena kebun masih terendam dan wadah penampung sadapan karet pun banyak yang hanyut, jadi belum bisa berakfitias,” kata Saipol, Rabu (25/1).
Untuk bantuan logistik korban banjir menurut Saipol, direncanakan baru akan dikirim hari ini atau besok. Hal itu berdasarkan koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karimun kemarin siang. Hanya logistik yang akan diserahkan masih belum dipastikan akan didatangkan dari Karimun atau langsung dibeli di Pulau Kundur.
Sedangkan untuk membuat banjir segera kering, Saipol telah mendapatkan instruksi langsung dari Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim saat melakukan tinjauan Selasa sore (24/1). Yang rencananya akan dilakukan penggalian parit lintang tengah, dimulai dari Parit Tegak menuju Parit Mangkil dan akan dialirkan langsung ke sungai. Selain itu akan dilakukan normalisasi parit dan sungai yang sudah ada. “Secepatnya akan dilakukan dalam beberapa hari ini, sedang menunggu alat beratnya,” kata Saipol.
Sementara warga Kundur secara swadaya mencari donatur untuk mengumpulkan sumbangan bagi korban banjir di dua Desa di Kecamatan Kundur itu yang terendam. Salah satunya adalah M Hafid Zawawi, selaku koordinator sumbangan sukarela yang ditunjuk oleh Yayasan Budhi Mulia. Dengan jenis logistik antara lain hampir tiga ton beras, telur dan mie instan.
“Sampai hari ini kami masih menyiapkan bungkusan paket sembako bagi korban banjir untuk 820 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sungai Ungar. Insuyaallah di lima dusun semuanya akan kebagian. Kebetulan saya ditunjuk sebagai koordinator dan direncanakan besok (hari ini-red) ketua Yaysan, H Masmudi sendiri yang akan menyerahkan kepada warga,” kata Hafid.
Setiap KK lanjut dia, akan mendapatkan jatah beras antara tiga sampai lima kilogram, mie instan lima sampai 10 bungkus dan telor lima butir.
Secara terpisah,anggota DPRD Kabupaten Karimun dari Komisi I, Nyimas Novi Ujiani meminta kepada pemerintah daerah segera tanggap dan mencarikan solusi terhadap semua titik banjir baik di Pula Karimun maupun di Kundur. Pasalnya titik yang telah terdeteksi ternyata merupakan langganan banjir.
“Seperti di Gang Awang Nur Kecamatan Meral, rupanya ada titik saluran air yang tersumbat. Itu kalau hujan lagi akan banjir lagi. Kemudian di Sungai Raya, setelah saya cek kemarin rupanya sungai yang ditutup dan salurannya hanya dipasang cincin sumur itu penyebabnya. Hari ini saat ditinjau oleh Bupati langsung diperintahkan dibongkar,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Sementara Wakil Bupati Karimun, Anwar Hasyim saat dikonfirmasi mengaku banjir yang terjadi di semua titik secara keseluruhan disebabkan oleh saluran air yang tidak normal. Seperti misalnya Sungai Raya Kecamatan Meral, maka diperintahkan langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan pembongkaran jembatan sungai agar aliran air segera kelaut dan cepat kering.
Begitupun di Desa Sungai Ungar Kecamatan Kundur, Akan dilakukan penggalian tali air menguhubungkan beberapa dusun dan langsung dialirkan ke Sungai Ungar. Sedangkan sungai setempat akan dinormalisasi agar tidak terjadi pendangkalan.
“Kemarin saya turun ke Kundur memang kondisinya kasihan sekali. Dan hari ini cauca mulai cerah, mudah-mudahan secepatnya dikerjakan instruksi normalisasi saluran air dan sungai disana. Kalau evakuasi kita sudah titikan dengan Camat Kundur. Memang kondisinya tidak semua parah, masih bisa diterobos banjirnya. Jadi ada klasifikasi banjir ringan, sedang dan parah. Setelahnya baru dipelajari untuk melakukan pendistribusian logistik bagi para korban banjir di Kundur,” terang Anwar disela-sela meninjau drainase di Sungai Raya Kecamatan Meral, kemarin pagi.
Sampai saat ini data dari Kecamatan masih ditunggu dan belum selesai, namun diperkirakan lebih dari 400 KK menjadi korban banjir. Untuk itu Pemkab tidak akan membiarkan kondisi tersebut dan akan mengupayakan agar tidak terjadi banjir lagi. “Kalaupun tidak bisa secara keseluruhan minimal mengurangi situasi seperti sekarang ini. Memang sewaktu Bupatinya Nurdin Basirun dulu memang pernah turun saat banjir di lokasi yang sama. Tapi karena tidak ada solusinya maka muncul lagi banjirnya,” tambah Anwar.
Sedangkan solusi untuk banjir langganan di Gang Awang Nur Kecamatan Meral, Anwar telah berkoordinasi dengan Kanwil Bea Cukai Khusus Kepri, yang kebetulan menjadi penyebab menyempitnya saluran drainase. Karena tepat pada area milik bea dan cukai terdapat batu besar ukuran 54, Kemudian di drainase yang lain juga terdapat pagari milik Bea dan Cukai sehingga sudah disepakati akan dibongkar agar tidak terjadi genangan air.
“Jadi nanti kita bikin normalisasi drainasi yang tembusnya langsung ke laut persis disamping kantor DJBC Kepri. Satu lagi yang disamping gereja sektiar Bea dan Cukai juga. Kalau banjir beberapa pekan kemarin kita belum bisa berbuat karena memang belum ada koordinasi dengan instansi pemilik lahan atau aset,” tutup Anwar.(Ag)