Liputankepri.com,Batam – Otoritas Malaysia mengonfirmasi kematian 10 orang dalam musibah kapal tenggelam di Tanjung Leman, perairan selatan Malaysia, Senin (23/1). Tim SAR (Search dan Rescue) gabungan memastikan operasi pencarian dan penyelamatan korban berlangsung hingga Selasa (24/1) ini.
Badan Penegak Hukum Maritim (MMEA) dan Rescue Perairan Johor Bahru mengevakuasi enam jenazah perempuan dan empat jasad lelaki yang terdampar di pesisir Kota Mersing pada Senin pagi. Sekira 30 orang diduga kuat warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan hilang.
“Kami yakin terdapat 40 warga Indonesia di kapal itu, yang seluruhnya pendatang gelap,” ujar Deputi Direktur MMEA Distrik Selatan, Saiful Lizan Ibrahim.
Kapal feri nahas itu diyakini bertolak dari Batam menuju Malaysia saat karam di Tanjung Leman. Penyebab tenggelam disinyalir kelebihan muatan, cuaca buruk, atau ombak besar. Dua penumpang ditemukan masih hidup.
“Kami menerima informasi dari nelayan setempat sekira pukul 09.00 pagi. Mereka langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan,” kata Saiful menambahkan.
Seturut penemuan korban selamat, otoritas Malaysia mengintensifkan pencarian di Mersing dan sekitarnya, dengan areal sejauh lima mil dari pinggir pantai. Menurut keterangan Saiful, lebih dari 70 personel dilibatkan dalam misi SAR ini.
Insiden ini bukan kali pertama terjadi. Sebuah speedboat yang diyakini mengangkut pekerja migran asal Indonesia tenggelam di perairan belahan selatan Singapura saat berlayar dari Malaysia menuju Batam, November 2016. Lebih dari 40 penumpangnya dilaporkan hilang. (HN)