Batam – Keluarga besar Sipriyanus menunggu pembebasan bersyarat dari Rumah Tahanan di daerah Tembesi Batam kepulauan Riau berujung kabar kematian.
Hal ini diceritakan oleh Pransiscus selaku Abang ipar dari Sipriyanus kepada media Liputan Kepri, Minggu (11/4) mengatakan, dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan adiknya ketika ia meminta saya mengurus pembebasan bersyarat.
“Dia meminta saya mengurus pembebasan bersyarat ke RT,RW dan kelurahan sebagai salah satu syarat,” katanya saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara.
Selanjutnya kata Pransiskus, begitu pengurususan persyaratan selesai Pransiscus mengatarkan persyaratan ke Rutan yang berada di daerah tembesi agar persyaratan pembebasan bersyarat bisa di proses.
“Sedikit ada perbincangan antara Pransiscus dengan Sipriyanus, beliau mengatakan bahwasanya berkas ini di proses dan saya akan keluar perkiraan tanggal 29 Maret 2021 atau paling lama tanggal 5 April 2021,” terangnya.
Selanjutnya, sekitar tanggal 10 April 2021 jam 14.00 Wib Pransiscus mendapatkan telpon yang mengaku dari Rutan dan mengabarkan berita duka bahwasannya Sipriyanus meninggal dunia di karenakan sakit lambung dan berada di rumah Sakit Embung Patimah.
Mendengarkan berita yang begitu sangat mengagetkan pihak keluarga langsung menghubungi kuasa hukum Natalis Nibenama Z. S.H.
Natalis Nibenama Z. S.H mengatakan ke pada awak media bahwasanya banyak kejanggalan dan keluarga memutuskan mengambil jalur hukum. Dan sekarang sudah sampai proses Autopsi di rumah Sakit Bhayangkara.
“Kita harus bersabar dan menunggu proses yang ada, setelah hasil keluar apabila memerlukan tindakan yang lebih kita akan melanjutkan proses yang lebih tinggi,” tambahnya.
Angelinis salah satu tokoh perkumpulan mengatakan kepada pihak keluarga agar berusaha membuat situasi kondusip, Kita harus bersabar dan menghargai proses yang sedang berlangsung.
“Jangan sampai terpancing hal2 yang di luar kendali. Selagi proses ini berjalan ada baiknya keluarga juga memikirkan kedepanya saudara Sipriyanus akan di urus jenazahnya di kebumikan di Batam atau di kembalikan ke kampung agar bisa di persiapkan oleh para dokter yang ada di rumah Sakit Bhyangkara,” ungkapnya.**
(Niko)