BI Waspadai Rasio Pembayaran Utang Luar Negeri RI

- Jurnalis

Senin, 19 September 2016 - 15:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Untuk diketahui, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 6,2 persen (Yoy) menjadi US$ 323,8 miliar di akhir kuartal II-2016. Rasio ULN ini setara dengan 36,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sedikit meningkat dari kuartal I ini sebesar 36,6 persen.

 

Liputankepri.com – Bank Indonesia (BI) mulai mewaspadai rasio total pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri (ULN) terhadap total penerimaan transaksi berjalan alias debt service ratio (DSR). Pasalnya kinerja ekspor Indonesia masih terkontraksi, sehingga hasil devisa ekspor akan terpengaruh.

“Kami melihat rasio ekspor yang belum tumbuh karena harga-harga komoditas yang belum baik membuat rasio servicing kita cukup perlu diwaspadai,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Untuk diketahui, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 6,2 persen (Yoy) menjadi US$ 323,8 miliar di akhir kuartal II-2016. Rasio ULN ini setara dengan 36,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sedikit meningkat dari kuartal I ini sebesar 36,6 persen.

Rincian ULN sebesar US$ 323,8 miliar, terdiri dari sektor publik sebesar US$ 158,7 miliar atau 49 persen dari total ULN. Sementara ULN sektor swasta mencapai US$ 165,1 miliar atau 51 persen dari total ULN. ULN sektor publik tumbuh 17,9 persen dan swasta turun 3,1 persen secara tahunan (Yoy).

Agus mengaku, porsi nilai utang dari swasta lebih ‎besar daripad ULN pemerintah. Namun dipastikannya mayoritas ULN tersebut bertenor panjang dan paling besar dilakukan dari non perbankan. Sehingga secara umum Mantan Menteri Keuangan ini menilai bahwa utang ini masih terkendali.

“Utang yang non bank terkendali karena proses persetujuannya melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI. Tapi kalau yang swasta kita mengeluarkan peraturan untuk kehati-hatian sehingga ULN terus selalu memenuhi hedging ratio dan rating kredit. Kita yakini terjaga dengan baik, apalagi tahun ini sudah mulai kita lihat kualitas laporannya yang diendorse kantor akuntan,” jelasnya.

Ia menegaskan, utang yang dieksekusi sektor swasta ini digunakan untuk kegiatan produktif. Utang tersebut juga sudah menerapkan lindung nilai (hedging) supaya terhindar dari volatilitas kurs rupiah.

“Berhutang tidak apa, asal digunakan kegiatan produktif. Selama ini kita jaga penggunaannya untuk produktif dan didukung‎ hedging sehingga tidak membuat risk foreign exchange,” pungkas Agus. (Fik/Gdn)

Follow WhatsApp Channel www.liputankepri.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bank Saqu by PT Bank Jasa Jakarta Salurkan 16 Ton Beras
Pemprov Riau Optimis Pertumbuhan Ekspor Berlanjut
Unit Intelkam Polsek Tualang Monitor Harga Sembako di Pasar Tuah Serumpun
Rakor Inflasi, Mendagri Minta Waspada Kenaikan Harga Pangan
PT Timah Gerakkan Program Hidroponik Bagi Kelompok Perempuan di Desa Sawang Laut
Jumat Berkah, Satlantas Kepulauan Meranti Berbagi Sembako ke Masyarakat
Polsek Rangsang Barat Berikan Paket Sembako Kepada Anak Berpotensi Stunting
PT Timah Tbk Bersama Pelajar di Kabupaten Bangka Tanam 3000 Bibit Mangrove di Pantai Takari

Berita Terkait

Selasa, 18 Maret 2025 - 12:45 WIB

Pemprov Riau Optimis Pertumbuhan Ekspor Berlanjut

Selasa, 18 Maret 2025 - 09:20 WIB

Unit Intelkam Polsek Tualang Monitor Harga Sembako di Pasar Tuah Serumpun

Senin, 17 Maret 2025 - 22:07 WIB

Rakor Inflasi, Mendagri Minta Waspada Kenaikan Harga Pangan

Sabtu, 1 Februari 2025 - 17:25 WIB

PT Timah Gerakkan Program Hidroponik Bagi Kelompok Perempuan di Desa Sawang Laut

Jumat, 27 Desember 2024 - 19:37 WIB

Jumat Berkah, Satlantas Kepulauan Meranti Berbagi Sembako ke Masyarakat

Berita Terbaru

Bangkinang

Bupati Kampar Pimpin Langsung Rapat Pra Musrenbang RKPD 2026

Rabu, 19 Mar 2025 - 00:37 WIB