”Kalau dilihat setiap tahunnya terus meningkat. Dari tahun 2014 ada 390 kasus dengan korban meninggal dunia 8 orang. Pada tahun 2015 ada 368 kasus yang korban meninggal dunia 7 orang. Dan pada tahun 2016 ini kasus paling banyak terjadi pada bulan Januari 104 kasus,” tutur Rachmadi lagi
Liputankepri.com,Karimun – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karimun, terus mengalami fluktuasi setiap bulannya. Mulai Januari hingga Agustus, tercatat 340 kasus DBD yang didominasi oleh anak-anak. Dari 12 kecamatan, yang paling banyak terdapat kasus DBD dan ditangani di puskesmas maupun RSUD yaitu Kecamatan Tebing mencapai 120 kasus.
”Benar kita prediksikan tahun ini meningkat kasus DBD hingga akhir tahun. Dan korban yang meninggal diakibatkan DBD sudah mencapai 6 orang, 3 orang di bulan Maret dan bulan Agustus 3 orang, ada anak-anak dan orangtua,” jelas Kabid Penanganan Penyakit Menular Dinkes Karimun Rachmadi, Jumat (26/8).
Terjadinya peningkatan kasus DBD di Kabupaten Karimun dikarenakan pola kehidupan masyarakat yang kurang menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, dari Dinkes sendiri sudah berupaya untuk memberantas sarang-sarang nyamuk Aedes Aegypti. Ditambah, perubahan iklim yang tidak menentu saat ini. Sehingga, endemi telor nyamuk Aedes Aegypti sangat cepat berkembang.
”Malah kita mengajak ormas untuk menghimbau warga agar menjaga lingkungan dan memberikan serbuk abate secara gratis. Sebab, ancaman DBD ini benar-benar serius sehingga semua pihak harus bisa berperan. Paling penting laksanakan, 4 M Plus, menguras, menutup, mengubur, memantau,” ungkapnya.
Lanjutnya, peranan masyarakat yang paling penting harus proaktif. Ketika, ada gejala demam yang tidak kunjung turun segera dibawa ke Puskesmas maupun RSUD untuk ditangani lebih lanjut. Karena, rata-rata pasien terkena DBD terlambat dibawa ke rumah sakit.
”Sekali lagi, marilah kita sama-sama menjaga lingkungan. Saling mengingatkan, agar tidak memakan korban lebih banyak lagi. Silahkan minta serbuk abate di puskesmas secara gratis, kemudian silahkan lapor apabila ada kejanggalan dilingkungan. Hubungi pihak puskesmas untuk dilakukan fogging,” pesannya.
Hingga bulan Agustus ini, telah tercatat oleh Dinkes untuk Kecamatan Karimun ada 59 kasus, Meral 56 kasus, Meral Barat 22 kasus, Tebing 120 kasus. Selanjutnya pulau Kundur dan sekitarnya kecamatan Kundur 24 kasus, Kundur Barat 9 kasus, Kundur Utara 2 kasus, Belat 1 kasus. Kemudian kecamatan Buru, 12 kasus, Moro 35 kasus dan Durai 1 kasus dengan total 340 kasus.
”Kalau dilihat setiap tahunnya terus meningkat. Dari tahun 2014 ada 390 kasus dengan korban meninggal dunia 8 orang. Pada tahun 2015 ada 368 kasus yang korban meninggal dunia 7 orang. Dan pada tahun 2016 ini kasus paling banyak terjadi pada bulan Januari 104 kasus,” tutur Rachmadi lagi. (