Natuna – Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna peringati malam Nuzulul Qur’an pada malam Ke-17 Ramadhan 1443 Hijriah tahun 2022.
Giat ini di sejalankan dengan agenda Safari Ramadhan Bupati Natuna, beserta unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan FKPD yang berlangsung selama bulan Ramadhan 1443 H, bertempat di Masjid Agung Kopelek Natuna Gerbang Utara (NGU), Kecamatan Bunguran Timur. Senin (18/4/2022) malam.
Nuzulul Qur’an merupakan kejadian yang sangat esensial dalam sejarah peradaban Islam yang terjadi di bulan suci Ramadan, peristiwa turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Yang terjadi pada malam ke-17 di bulan Ramadan.
Bahkan Nuzulul Qur’an berhubungan erat dengan lailatul Qadar atau merupakan malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan di dalamnya.
Bupati Natuna, Wan Siswandi, dalam sambutannya mengatakan, ada hal yang menarik perhatianya dalam melaksanakan Nuzulul Al-Qur’an kali ini. yaitu kehadiran seluruh Pasukan Khas (Paskas) TNI-AU yang dengan hikmat mengikuti jalanya Nuzulul Qur’an.
“Saya bangga terhadap anggota paskas yang seluruhnya hadir dalam giat ini, saya berharap hal ini dapat menjadi acuan bagi OPD Natuna agar bisa mengirimkan beberapa stafnya mengikuti kegiatan keagamaan seperti ini,” ungkap Wan Siswandi.
Karena pada dasarnya, kata Wan Siswandi, manusia diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT.
“Untuk itu saya menghimbau agar selalu meramaikan masjid,” himbau Siswandi.
Acara dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Imam Besar Masjid Agung Natuna Dr.C.H . Tirtayasa.
Tirtayasa dalam ceramah Agamanya memaparkan, beberapa mukjizat yang Allah SWT turunkan kepada para Nabi dan Rosul di antaranya, Mukjizat Syakhsiyyah, Mukjizat Aqliyyah, Mukjizat Kauniyah, Mukjizat Salbiyyah.
“Mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dan berasal dari tubuh seorang Nabi serta Rasul. Seperti halnya peristiwa air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah SAW, cahaya bulan hingga memancar dari tangan Nabi Musa AS serta adanya penyembuhan penyakit buta dan juga kista oleh Nabi Isa AS,” terang Tirtayasa.
Lanjutnya, sedangkan mukjizat Aqliyyah, merupakan mukjizat rasional atau pun masuk akal yaitu kitab suci Al-Quran.
“Sedangkan mukjizat Kauniyah adalah mukjizat yang memiliki kaitan dengan peristiwa alam, seperti misalnya peristiwa bulan yang dibelah menjadi 2 oleh Nabi Muhammad dan peristiwa dibelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa as dengan tongkat,” terangnya.
Bahkan kata Tirtayasa, mukjizat Salbiyyah merupakan mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya.
“Seperti peristiwa nabi Ibrahim AS yang dibakar oleh Raja Namrud akan tetapi api tak mampu membakar tubuhnya,” ujarnya.
Dalam ceramah singkat, ia juga menyampaikan tujuan Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi dan Rasul adalah untuk memperkuat didalam dakwah.**