Natuna, Liputankepri.com – Banyak hal yang dapat dilakukan, dalam rangka membangun sektor pendidikan dan sosial di tengah masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan pentas kesenian.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma. Menurutnya, pentas kesenian dapat memberikan peran besar terhadap pembangunan pendidikan sosial dan kebudayaan, yang dimulai dari generasi penerus bangsa.
“Bicara masalah pembangunan pendidikan sosial, tentunya tidak hanya dilakukan melalui kegiatan belajar secara formal, namun juga bisa kita lakukan melalui pentas seni dan budaya,” jelas Hendra Kusuma, ketika dihubungi awak media, Kamis (26/09/2024) siang.
Dalam mewujudkan hal tersebut diatas, Disdikbud Natuna memiliki program yang dinamakan dengan Pentas Budaya Dendang Piwang. Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2022 lalu.
Dendang Piwang merupakan program Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna, yang digelar diberbagai tempat mulai dari tingkat Desa, Kecamatan hingga tingkat Kabupaten Natuna.
“Ini merupakan salah satu cara kita untuk melestarikan budaya kita. Kita berharap melalui kegiatan ini, dapat menumbuhkan rasa kecintaan masyarakat, terutama anak usia pelajar, terhadap budaya daerah kita,” tutur Hendra Kusuma.
Dengan ini, ia berharap kebudayaan-kebudayaan lokal Natuna dapat lebih dikenal di kancah nasional maupun internasional.
Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Disdikbud Natuna, Hadisun, menjelaskan, kegiatan gelar budaya Dendang Piwang ini dilaksanakan dalam rangka untuk melestarikan budaya daerah khususnya kesenian, adat istiadat dan tradisi masyarakat di Kabupaten Natuna.
Kegiatan ini sudah dimulai dari tahun 2022 lalu dengan berfokus di Pantai Piwang, namun di tahun ini pelaksanaan bergeser dengan berkeliling langsung ke Kecamatan dan Desa-desa.
“Kenapa kita lakukan dengan berkeliling, karena kalau pelaksanaan masih seperti tahun dulu kita fokuskan di pantai piwang, kita khawatir para pelaku kesenian ini tidak bisa tampil maksimal karena keterbatasan waktu tampil,” ungkap Hadisun.
Hadisun menjelaskan, dengan dilaksanakan gelar budaya dengan memfokuskan pelaku kesenian yang ada di wilayah itu sendiri maka secara tidak langsung memberikan ruang dan waktu untuk memberikan penampilan terbaiknya.
“Selain itu, kita juga berharap setiap potensi yang ada di desa itu bisa tampil, semua pengisi acaranya kita ambil dari penggiat pelaku budaya setempat baik yang ada di sanggar maupun di sekolah-sekolah di desa itu sendiri,” imbuhnya.
Hadisun berharap dengan dilaksanakan gelar budaya di desa-desa, maka akan tumbuh rasa kepedulian dari masyarakat setempat untuk menjaga serta ikut melestarikan kebudayaan itu sendiri.
“Kalau bicara budaya maka tidak bisa hanya diserahkan ke pemerintah saja, tetapi semua pihak harus ambil peduli, sehingga pada prakteknya untuk melestarikan kebudayaan yang kita punya akan menjadi lebih mudah,” jelas Hadisun.
Lanjut Hadisun, dengan demikian ia berharap juga kepada masyarakat untuk dapat menjaga dan terus melestarikan budaya kita yang ada di Natuna, supaya kebudayaan yang dimiliki Natuna tidak akan hilang.**
Reporter: Khairud
Editor: Ura