Karimun – Tensi politik dua calon bupati Karimun sempat memanas pada pelaksanaan debat putaran ketiga Pilkada Karimun 2020 yang berlangsung di Hotel Aston Karimun, Sabtu (28/11).
Itu terlihat pada segmen ketiga debat antar calon kepala daerah. Rival petahana Aunur Rafiq, Iskandarsyah meminta penjelasan terkait pernyataan Aunur Rafiq pada kampanye beberapa waktu lalu yang memperbolehkan untuk dilakukannya aksi demonstrasi jika investor ingkar janji.
“Mohon penjelasan dari bapak terhadap pernyataan bapak ini, terkait kampanye bapak di daerah Tebing bahwa membolehkan orang melakukan demo jika investor ingkar janji,” tanya cabup nomor urut 02 itu.
Menurut Rafiq, apabila perusahaan tidak menjalankan kesepakatan untuk menyerap 70 persen tenaga lokal, dengan tegas ia meminta agar tidak berinvestasi di Karimun karena bisa memicu gejolak.
“Kami bertanggungjawab terhadap hal ini, bahwa kami sudah melakukan MoU dengan 15 perusahaan yang berada di kawasan perdagangan bebas, dimana apabila mereka investasi di Kabupaten Karimun mereka harus menyerap 70 persen tenaga kerja lokal, dan apabila mereka bermain, mereka tidak mengindahkan apa yang sudah kita lakukan agrement ini, saya katakan lebih baik tidak usah berusaha di Karimun. Akan membuat gejolak,” katanya menjawab.
“Kemudian saya katakan lagi, apabila ini sudah dibuka ternyata kita begitu sulit dan kita lihat ada permainan-permainan yang dilakukan pihak perusahaan sehingga anak tempatan tidak bisa masuk dan bekerja, dan kami siap untuk menjembatani dan pada akhirnya kalau mereka tidak mau silahkan demo. Demo dalam arti kata demo yang tidak anarkis, demo yang digerakan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai warga,” tambah kandidat dengan jargon ‘ARAH’ itu.
Jawaban tersebut mendapat kritik dari Iskandarsyah. Menurutnya, hal itu bisa membahayakan terhadap keamanan daerah. Apalagi, kata dia, Karimun merupakan daerah investasi.
“Menurut kami pernyataan ini sangat membahayakan bagi potensi keamanaan daerah, kita tau bahwa Karimun adalah daerah investasi, banyak investor yang akan masuk ke daerah kita dan saya yakin ini bukan pernyataan orang yang tidak berpengalaman di dalam pemerintahan,” ungkapnya.
Adu pandangan masih berlanjut ketika mantan legislator Kepri itu menyampaikan bahwa salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah investasi sehingga perlu dijaga dengan baik.
“Kita tau APBD Karimun itu tidak mencukupi dan salah satu daya dorong terkait dengan pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Untuk itu kita jaga investasi kita walau pun tidak harus mengabaikan anak-anak tempatan yang dimana kita juga siapkan skill-skill mereka,” katanya.
Momen adu gagasan kali ini, agaknya menjadi klimaks pada pelaksanaan debat Pilkada Karimun 2020 untuk masyarakat dapat menentukan pilihan kepada pemimpin yang bisa membawa Kabupaten Karimun menuju pembangunan yang lebih baik.
Di akhir debat, kedua pasangan calon ini mengajak masyarakat untuk dapat menggunakan hak suara dengan sebaik-baiknya dengan datang ke masing-masing TPS.
“Melalui debat kandidat ini, masyarakat akan terus semakin dapat menilai mana yang layak mana yang tidak, mana yang benar mana yang hoax, yang saya katakan tadi saya kira masyarakat sudah dapat menentukan pilihannya,” ucap Rafiq.
“Pesan kami adalah datang lah ke TPS-TPS yang telah terdaftar di surat undangan anda tanggal 9 Desember 2020, pilihan anda sangat menentukan kepemimpinan keberhasilan pembangunan Karimun kedepan,” timpal Iskandarsyah.***