Karimun – Kapolres Karimun, AKBP Muhammad Adenan membenarkan adanya seorang penyelam yang bertugas hendak menimbulkan Kapal Isap Produksi (KIP) 10 tidak muncul lagi saat melakukan penyelaman pada Senin (4/1/2021) sekitar pukul 17.45 WIB
KIP 10 merupakan mitra PT Timah Tbk tersebut tenggelam di Laut Payau, Kundur pada pada 31 Agustus 2019 lalu.
“Memang benar, ada seorang penyelam yang bertugas untuk menimbulkan KIP 10 yang tenggelam namun yang bersangkutan belum muncul-muncul ke permukaan,” ujar Adenan via ponselnya, Selasa (5/1/2021).
Kapolres mengatakan Tim Satpolair Polres Karimun dibantu tim Lanal Tanjungbalai Karimun, Syahbandar dan pihak terkait lainnya sudah berada di lokasi kejadian sejak Senin sore.
“Sejak kemaren Tim Satpolair Polres Karimun sudah berada di lokasi kejadian, namun sampai saat ini yang bersangkutan belum ditemukan. Tadi saya sudah koordinasi juga dengan Danlanal untuk proses pencarian penyelam tersebut,” jelas Adenan.
Adenan menyebut, salah satu yang menyulitkan proses pencarian penyelam itu adalah karena perairan di sekitar tenggelamnya penyelam itu karena air laut yang keruh.
“Air laut disana kan keruh, jadi agak sulit mencari keberadaannya,” terang Kapolres.
Informasinya, tugas penyelam melakukan penyelaman bangkai KIP 10 tersebut adalah karena kapal tersebut telah melewati proses lelang. Sehingga, bangkai kapal yang tenggelam itu harus diangkat lagi ke permukaan laut.
Kepala Bidang Komunikasi PT Timah Tbk, Anggi Siahaan pernah mengirim rilis ke media pada 2 September 2019 lalu terkait upaya pengamanan di lokasi tenggelamnya KIP 10 di laut Payau, Kundur, 31 Agustus 2019.
Anggi Siahaan dalam rilis saat itu mengatakan, KIP 10 milik PT Timah Tbk dengan wilayah operasi di Kepulauan Riau dan Riau mengalami musibah terbalik di laut payau, Kundur, pada Sabtu (31/8) lalu. Musibah ini terjadi lantaran KIP Timah 10 membantu KIP Timah 20 yang laddernya tertimpa longsoran penggalian.
Menurut dia, arus pasang yang deras saat proses tersebut seketika melonggarkan tali tambat dan mendorong buritan dan kemudian ponton miring ke kanan dan secara perlahan ponton sebelah kiri terangkat dan kemudian perlahan terbalik.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, kendati demikian 12 orang kru kapal tetap dilakukan pemeriksaan kesehatan ke klinik untuk penanganan lanjutan.
“Upaya penanganan dilakukan dengan cepat sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Untuk mengantisipasi terjadi pencemaran di perairan, dilakukan isolasi dan pemasangan lampu indikator di lokasi terjadinya kejadian itu. Oil Booms juga dilakukan untuk meminimalisir dampak limbah. Kejadian ini juga telah dikomunikasikan dan ditangani oleh pihak KSOP Karimun,” pungkasnya.**