“Tim Asessor yang melakukan pengujian adalah orang profesional dari Jakarta, ada lima Assesor yang terlibat dalam tahapan ini. Mereka yang terlibat semuanya sudah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Kemenpan RB) dalam melakukan Assemen terhadap Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT).
Liputankepri.com,Tanjungpinang – Tahapan seleksi Asessment Centre bagi delapan kandidat Sekretaris Daerah (Sekda) Kepri defenitif berlangsung tertutup di Hotel CK, Tanjungpinang, Kamis (1/9). Bahkan sekuriti Hotel CK, Tanjungpinang melarang jurnalis untuk melakukan peliputan kegiatan itu, meskipun sifatnya seleksi terbuka.
“Kami saja tidak dibenarkan Tim Asessesor untuk masuk kedalam ruangan. Karena dikhawatirkan mengganggu konsentrasi para peserta,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaiaan Pelatihan dan Pendidikan (BKPP) Kepri, Firdaus.
Menurut Firdaus, Tim Asessor yang melakukan pengujian adalah orang profesional dari Jakarta, ada lima Assesor yang terlibat dalam tahapan ini. Mereka yang terlibat semuanya sudah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Kemenpan RB) dalam melakukan Assemen terhadap Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT).
“Pelaksanaan Assesmant dilakukan langsung oleh Tim Assesor. Selain tidak diikuti anggota Pansel, kami sifatnya hanya sebagai fasilitator, agar pelaksanaan Assesment Centre dapat berjalan denga baik,” jelas Firdaus.
Seperti yang dilansir laman Batam Pos di Hotel CK, Tanjungpinang, Asisten II Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum menjadi peserta tercepat dalam menyelesaikan tahapan tersebut. Yakni sekitar pukul 15.50 WIB. Kemudian disusul oleh Plt Sekda Kepri, Reni Yusneli beberapa saat kemudian. Peserta ketiga yang keluar dari ruangan adalah kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepri, Raja Ariza.
Masih pantauan di lapangan, peserta yang bersamaan meninggal lokasi tes adalah Sekda Kabupaten Karimun, Arif Fadillah, Asisten III Karimun, Syamsuardi, dan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Karimun, Muhammad Hasbi. Setelah itu adalah Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kepri, Edy Sofyan bersama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepri, Naharuddin.
Salah satu peserta, Raja Ariza mengatakan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh tim asessor berkaitan dengan pengambilan keputusan seperti dalam penyusunan makalah lalu. Disebutkannya juga, masing-masing perserta seolah-olah berperan sebagai Sekda. Sehingga harus menyiapkan berbagai langkah yang dilakukan dalam menghadapi berbagai persoalan. Baik dalam hal berinvestasi, maupun kemampuan mempresentasikan visi-misi Gubernur.
“Termasuk bagaimana tata cara menyelesaikan persoalan pemerintah. Secara tidak langsung menguji konsesitensi kita dalam menghadapi peroaalan tersebut,” ujar Raja Ariza.
Ditambahkannya, pertanyaan yang dilontarkan juga merumuskan kebijakan seorang Sekda. Karena posisi Sekda sebagai pembantu Gubernur juga sebagai koordinator Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Tentu hal itu menyangkut pelayanan administrasi kepada Gubernur sebagai pimpinan. Sedangkan untuk SKPD juga menyangkut pelayanan umum yang efektif.
“Asessor juga memberikan questioner dan contoh kasus. Kasus-kasus yang harus kita pecahkan juga berkaitan dengan tugas Sekda. Artinya apa solusi yang terbaik dari kasus tersebut,” paparnya.
Peserta lainnya, Arif Fadillah mengatakan dengan banyaknya pertanyaan dan sempitnya waktu yang diberikan, benar-benar menguji kemampuan dan kecakapan seseorang Sekda sebagai decision maker. Menurut Sekda Karimun itu, ada beberapa kelompok pertanyaan yang diajukan. Semuanya harus ditulis dengan tangan.
“Kelompok esai memang berkaitan dengan IQ kita. Pertanyaan yang ajukan tim Asessor berkaitan dengan pekerjaan Sekretaris Daerah. Memang kita dibatasi waktu, sehingga harus cepat menganlisa isi pertanyaan itu,” ujar Arif Fadillah.
Ditambahkannya, deadline waktu yang diberikan sebenarnya memberikan penekanan tersendiri. Yakni mendidik pribadi seseorang untuk bekerja cepat dan berpikir cerdas. Yakni memahami pekerjaan yang diberikan dengan cepat dan tepat. Menurut Arif, posisi Sekda sebagai pembantu kepala daerah memang membutuhkan kecakapan.
“Sekda sebagai penyeimbang roda pemerintahan daerah. Maka harus bekerja cepat, dan bertindak bijak. Sehingga sinergitas kerja terus terbangun dengan baik,” jelasnya.
Muhammad Hasbi, juga menambahkan, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab juga berkaitan dengan regulasi pemerintah daerah. Sehingga apa yang diketahui, tentu bisa dijawab. Hal yang sama juga disampaikan Edy Sofyan. Menurut Edy, seleksi Asesmen ini tingkatannya lebih tinggi dari penulisan makalah.
“Tingkat kesulitan pertanyaannya juga lebih. Karena memang untuk menguji kecakapan dan pengetahuan masing-masing peserta. Pertanyaan banyak, tetapi kita diburu oleh waktu,” ujar Edy.
Sementara itu, Naharuddin menuturkan, soal-soal yang harus dijawab berkaitan dengan psikologi, wawasan knowledge, skill, dan atitude atau sikap dan prilaku. Karena seorang Sekda bertugas sebagai pelaksana koordinasi dan pendelegasian tugas kepada bawahan Gubernur sebagai kepala daerah.
Menurut Nahar, apabila dibandingkan dengan penulisan makalah tentunya pada hari ini, tingkat kesulian lebih tinggi. Disebutkannya, pertanyaan yang diuji seputar intelejensia, dehavior, dan psikologi. “Selain itu, ada semacam studi kasus, kita disuruh mengidentifkaai masalah kemudian bagaimana menyelesaikan problem solving yang timbul,” ujar Nahari.
Sebelumnya, baru sekitar satu jam, sejak dilaksanakan Asessmen pada pukul 08.00 wib, sejumlah peserta seperti Reny Yusneli dan Arif Fadillah sudah keluar ruangan ke kamar mandi. “Baru psikotes, grogi juga, sampai pingin buang air kecil,” ucap Reny singkat.
Hal yang sama juga dikatakan Arif Fadillah, meskipun baru hanya psikotes dan sebenarnya menurutnya masih biasa, tetapi tetap membuat grogi dirinya. “Masih psikotes, dan soalnya biasa aja, tapi grogi juga,”ujar Arif Fadillah.(jpg/bpos)