Natuna – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Natuna, melalui Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Wan Tahriri, menjelaskan, banyak hal yang harus dipahami oleh pelaku Industri Konstruksi, mulai dari pemahaman tentang spesifikasi, mode, alat, bahan, kebutuhan tenaga kerja hingga kondisi alam di lokasi rencana konstruksi.
Wan Tahriri mengakui, memang banyak pelaku industri konstruksi di Kabupaten Natuna, baik itu dari konsultan perencanaan, konsultan pengawasan hingga kontraktor pelaksana lapangan, yang memiliki pengalaman tentang konstruksi. Namun, tegas dia, hal itu dinilai kurang cukup. Sebab dalam dunia konstruksi, pengalaman itu bukan lah hal terpenting dalam menciptakan produk konstruksi yang berkualitas dan efisien.
“Pengalaman itu poin tersendiri, tapi mau belajar dan terus berinovasi itu jauh lebih penting. Orang punya pengalaman, tapi kalau tidak mau belajar, ya gitu-gitu aja kan,” cetus Wan Tahriri, ketika ditemui awak media ini diruang kerjanya di Bukit Arai, Kecamatan Bunguran Timur, Senin (03/02/2025) siang.
Sebagai seorang pejabat yang memiliki ijazah dan pengalaman dibidang konstruksi, Wan Tahriri mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di Kabupaten Natuna saat ini. Menurut dia, baik Dinas teknis maupun pihak penyedia, harus bisa duduk bersama untuk menciptakan sebuah inovasi konstruksi yang modern, mudah, hemat biaya dan berkualitas tinggi.
“Kalau secara pribadi, terus terang saya belum puas dengan kinerja kita, baik dari kami di Dinas, maupun dari pihak penyedia. Maksudnya bukan hanya dari kontraktornya saja, tapi dari kami sendiri di Dinas, khususnya di Bidang Bina Marga,” beber Wan Tahriri.
Wan Tahriri mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan konstruksi di Bumi Laut Sakti Rantau Bertuah, baik itu dari Pemerintah Daerah maupun dari pihak rekanan, agar dapat terus belajar dan berpikir dalam mengembangkan dunia konstruksi yang lebih baik, mengikuti perkembangan zaman.
Dikatakan Wan Tahriri, dunia konstruksi ini sejatinya adalah dunia yang penuh dengan inovasi dan strategi. Sebab, setiap waktu selalu ada perkembangan, mulai dari alat kerja, bahan material, mode konstruksi, efisiensi anggaran, hingga kemampuan tenaga kerja yang harus selalu di upgrade atau di perbarui.
“Apalagi dengan kondisi anggaran yang sulit seperti ini, harusnya kita bisa lebih memeras otak untuk berpikir, bagaimana agar kita bisa berinovasi menciptakan konstruksi baru yang bisa menghemat anggaran, menghemat waktu dan tenaga,” tandasnya.*
(Khairud/Adv)