“Dirinya juga baru menjabat di Kanwil. Ia baru mengetahui mengenai adanya sekitar 10 orang imigran pencari suaka yang ditangkap terkait kasus Gigolo,”
Liputankepri.com,Batam- Pihak Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuham) Kepri belum mendapat laporan mengenai adanya pelacur impor yang beroperasi di Batam.
Para PSK impor dari sejumlah negara itu beroperasi di sejumlah tempat di Nagoya. Mereka berasal dari Filipina, Vietnam, Thailand, hingga China.
“Wah saya belum tahu tuh kalau di Batam beredar PSK wanita import asal Tiongkok dan belum ada Kantor Imigrasi Kelas I Batam melaporkan ke Kanwil,” ujar Drs. Engelbertus Rustarto, Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Kepulauan Riau kepada wartawan usai menghadiri pemusnahan tangkapan barang bukti narkoba di Kantor BNNP Kepri Batubesar Nongsa, Selasa (4/10/201) siang.
Rustarto mengatakan, dirinya juga baru menjabat di Kanwil. Ia baru mengetahui mengenai adanya sekitar 10 orang imigran pencari suaka yang ditangkap terkait kasus gigolo.
Saat ini para gigolo tersebut sudah dipindahkan ke Rumah Tahanan Detensi Imigrasi Kanwil Kepri di Tanjungpinang.Rustarto menuturkan, saat ini sedang menunggu UNHCR. “Saat ini baru 9 orang yang diterima, satu lagi masih disidik,” ujar dia.
Rustarto mengaakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan IOM saja dan untuk UNHCR belum ada jawaban.
“Berhubung ada 93 imigran yang ada dikami dan semua tempat penuh jadi gantian dalam waktu dekat akan kami pindahkan,” kata dia.(RO)
Follow WhatsApp Channel www.liputankepri.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow