Liputankepri.com,Batam – Dunia hiburan dan esek-esek di Batam ternyata tak kalah jauh dari Ibukota Jakarta. Aktivitas dunia prostitusi itu terus hidup dan berkembang. Tidak saja prostitusi kalangan bawah, namun aktivitas prostitusi kalangan atas juga tersedia.
Salah satunya pekerja seks komersial (PSK) impor atau yang lebih dikenal dengan sebutan “cungkok”.
Cungkok ini biasa disematkan untuk sebutan PSK impor asal China daratan, yang tak bisa berbahasa Inggris atau bahasa lainnya.
Aktivitas cungkok dan PSK impor ini kerap beraksi di hotel-hotel dan tempat hiburan malam di Batam.
Mereka berasal dari sejumlah negara: China, Vietnam, Filipina, Uzbekistan, hingga beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Usia mereka rata-rata 18-30 tahun. Para cungkok itu tak bisa berbahasa Indonesia. Komunikasi yang digunakan dengan pelanggan menggunakan bahasa Tarzan atau isyarat.
Namun tentu saja mereka juga dilengkapi para perantara atau germo yang siap sedia memfasilitasi pelanggan dengan para PSK impor tersebut.
Keberadaan mereka sudah tak asing lagi. Tarifnya cukup lumayan. Mereka bisa menemani tamu kapan saja asal tarif cocok.
Para cungkok tersebut dibandrol dengan harga hampir merata. Maklum, “kualitas” tampilan mereka di atas rata-rata PSK lokal.
“Untuk LT (long time) Rp3,5 juta, kalau ST (short time) Rp1,5 juta,” ujar sebuah sumber kepada batamnews.co.id belum lama ini.
Para cungkok ini biasanya disediakan di hotel-hotel berbintang di Batam. Selain itu ada juga di karaoke-karaoke tertentu.
Mereka sengaja didatangkan dari sejumlah negara yang biasa “mengekspor” para PSK kelas atas.
PSK paling laris biasanya didominasi dari Uzbekistan. Selain bertampang Eropa, berkulit putih bersih, tinggi semampai, kecantikannya juga tak kalah menarik.
“Uzbekistan paling laris,” ujar sumber tersebut. Aktivitas para cungkok ini diduga ilegal. Selain hanya menggunakan paspor wisata, mereka juga tak mendapat pengawasan dari pihak Imigras Batam.
Kabarnya, aktivitas mereka ini bisa berjalan mulus, setelah adanya upeti-upeti ke sejumlah pihak, terutama pihak berwenang.
Para cungkok itu disediakan tempat khusus berbentuk rumah kontrakan. Di sana mereka menghabiskan waktu sebelum beroperasi pada malam hari.
Para cungkok tersebut juga jarang keluar dari rumah kontrakan mengingat aktivitas mereka yang selalu dijaga penuh para majikannya.
Sumber;Batamnews.co.id