“Pulau Karimun Anak termasuk salah satu pulau terluar di wilayah Bumi Berazam. Sayangnya, kelestarian alamnya mulai terusik. Kelangsungan ekosistem kehidupan di alam liar Pulau Karimun Anak pun mulai terganggu.
Liputankepri.com,Karimun – Kehijauan, dan keheningan hutan di Pulau Karimun Anak, Desa Pongkar, Kecamatan Tebing, mulai terusik. Raungan mesin-mesin chinsaw dari aktivitas penebangan kayu, mulai akrab terdengar oleh warga tempatan.
Aktivitas penebangan kayu yang diduga ilegal ini, sudah berlangsung lama. Hanya warga tempatan tidak bisa berbuat banyak, dan tidak berani mendekati areal pelaku pembalakan. Meski begitu, mereka menyanyangkan aktivitas yang dapat merusak kelestarian alam tersebut.
“Hutan di Pulau Karimun Anak ini, bisa menjadi paru-paru kota bagi Pulau Karimun besar. Mengingat di Pulau Karimun besar, hutannya sudah mulai tergerus oleh aktivitas penambangan batu granit, dan pembalakan liar. Jadi sangat disayangkan kalau pengrusakan hutan terus dibiarkan, dan juga terjadi di Pulau Karimun Anak,” papar Junaidi, penggiat lingkungan hidup, Rabu (3/8) kemarin.
Pria yang kerap mengunjungi Pulau Karimun Anak ini mendapat informasi kalau hasil penjarahan hutan dijadikan untuk pembuatan kapal. Sayangnya, warga tidak berani mendekati aktivitas pembalakan meski dilakukan pada siang hari.
“Bagi mereka yang mendiami Pulau Karimun Anak, hanya ingin kelestarian lingkungan tetap terjaga. Sehingga masih dapat dinikmati anak cucu mereka kelak,” imbuh Junaidi seraya mengaku mendengarkan deru mesin cinsaw saat berkunjung.
Pulau Karimun Anak termasuk salah satu pulau terluar di wilayah Bumi Berazam. Sayangnya, kelestarian alamnya mulai terusik. Kelangsungan ekosistem kehidupan di alam liar Pulau Karimun Anak pun mulai terganggu.
“Dulu katanya, Pulau Karimun Anak menjadi wilayah favorit untuk berburu. Tapi sekarang, seekor pun tak nampak. Ini berarti, kehidupan hewan-hewan sudah terganggu. Lebih baik, pemerintah mengambil langkah cepat sehingga menghindari dari kerusakan lebih parah kelestarian hutan di Pulau Karimun Anak ini,” harap Junaidi.
Sebagaimana diketahui, keberadaan pohon terbukti menyelamatkan jiwa dan mencegah penyakit pernapasan. Pohon di hutan maupun di perkotaan, mampu menghilangkan polusi udara dengan cara menyerap benda-benda partikulat dan gas-gas polutan melalui daun-daunnya.
“Jadi, selamatkan, dan jagalah kelestarian alam kita,” ajak Junaidi diamini rekan-rekannya.**