“Biar satu atau dua tahun ini susah-susah dulu, tapi tahun depan harus ada perbaikan. Kami juga mendukung kebijakan pemerintah yang memperketat proposal-proposal untuk olahraga yang tidak jelas itu,” tutur Sulfanow Putra.
Liputankepri.com,KarimunĀ – Anggota DPRD Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Sulfanow Putra meminta penggunaan anggaran untuk pembinaan olahraga dilakukan secara terukur sehingga berdampak positif.
“Tahun depan kami harapkan anggaran untuk olahraga benar-benar terukur dan jelas peruntukannya. Jangan seperti yang sudah-sudah, apalagi sampai ada dugaan proposal-proposal fiktif,” kata dia di ruangan Komisi I DPRD Karimun, Senin.
Menurut Sulafanow Putra, hampir setiap cabang olahraga tidak nampak perkembangannya, bahkan beberapa cabang andalan prestasinya makin merosot karena kurangnya pembinaan.
Dia mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada tahun-tahun sebelumnya juga tidak memperlihatkan keluaran yang bagus dalam mengangkat prestasi para atlet setiap cabang olahraga.
Tahun ini, lanjut dia, DPRD juga menyetujui anggaran untuk pengembangan olahraga, namun tidak dicairkan akibat defisit neraca APBD.
“Dianggarkan, tapi kan tidak keluar. Persoalannya karena kondisi anggaran yang defisit. Secara pribadi, kami setuju tahun ini tidak ada dana untuk olahraga, tapi tahun depan kembali dialokasikan dengan penggunaan yang terukur dan jelas pertanggungjawabannya,” tutur pria yang juga menjabat Wakil Ketua Fraksi PDIP Plus tersebut.
Sebagai anggota Komisi I, lanjut Putra, pihaknya mendukung pengembangan setiap cabang olahraga dengan mengalokasikan anggaran yang untuk pembinaan dan pelaksanaan kegiatan keolahragaan.
“Biar satu atau dua tahun ini susah-susah dulu, tapi tahun depan harus ada perbaikan. Kami juga mendukung kebijakan pemerintah yang memperketat proposal-proposal untuk olahraga yang tidak jelas itu,” tuturnya.
Dia menyarankan kepada pemerintah daerah agar lebih transparan dalam menggunakan dana pembinaan pada setiap cabang olahraga, disertai dengan evaluasi efektivitas anggaran yang digunakan dalam mengembangkan prestasi.”Persoalannya duit, kalau tidak ada duit bagaimana bisa olahraga berkembang,” katanya. (Ant)