LIPUTANKEPRI.COM, Karimun – Masuknya awal tahun 2018 menjadi cerita awal bagi masyarakat di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, khususnya ibu rumah tangga. Bagaimana tidak, di awal tahun baru dihadapkan dengan kenaikan harga salah satu komoditi yang butuhkan sehari-hari. Cabai kini harganya melambung tinggi.
Dari pantauan liputankepri.com di beberapa pasar tradisonal, masyarakat mengeluhkan kenaikan harga cabai merah dan rawit yang melambung setinggi langit. Rp 110 hingga Rp 120 ribu per kilogram untuk vabai merah, sementara cabai rawit mencapai Rp 120 hingga Rp 130 ribu per kologram.
Lia (34), salah seorang warga yang ditemui saat berbelanja di pasar Puan Maimun, Kelurahan Sungai Lakam Timur, Kecamatan Karimun, terkejut dengan kenaikan yang tiba-tiba ini.
“Dua hari yang lalu saya belanja cabai sekitar 60 sampai 70an ribu gitulah. Eh pas ini hari saya belanja cabai rawit udah 120 per kilo kata pedagangnya. Itupun tinggal sedikit, makanya saya beli seperlunya aja,“ kata Lia, Rabu (3/1/2018).
Kenaikan harga cabai tersebut dibenarkan Aisah, salah seorang pedagang di pasar Puan Maimun. Dirinya mengatakan, kenaikan ini lantaran suplai cabai dari Sumatera Barat belum masuk.
“Kata yang tukang ngantar, pasokan cabainya belum masuk, stoknya dikit. Kalau adapun harganya tinggi. Makanya kami belum berani ngambil banyak karena harganya mahal,“ terang Aisah, kepada wartawan.
Hal serupa juga dialami oleh beberapa pedagang di sejumlah pasar tradisional lainnya, seperti di pasar Teluk Uma, Kecamatan Tebing dan pasar Bukit Tembak, Kecamatan Meral.
Sejumlah pedagang mengaku, tidak berani menjual cabai merah dan cabai rawit lantaran harganya yang tinggi. Mereka saat ini hanya berani menjual cabai merah kering dan berharap besok atau dua hari kedepan harga sudah kembali normal. (red)