Taluk Kuantan – Keberadaan pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT Sinar Utama Nabati (SUN) yang beroperasi di Desa Sungai Bawang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat, Jum’at ( 18/3/2021).
Saat dikomfirmasi kepada pihak managent PT SUN melalui KTU Samsul Bahri melalui via telfon seluler nya Jumat (18/03/2021) pagi mengatakan, mengenai daerah aliran sungai saat ini air sungai tidak pernah tercemar dari kegiatan operasional pabrik, kondisi sungai yang selalu jernih dan mengalir baik menandakan bahwa tidak ada terjadi pencemaran yang dapat dilihat dari kondisi sungai yang ada sekarang.
Kegiatan masyarakat sekitarnya pada umumnya tidak mengandalkan pada sungai karena kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) sumber airnya tidak maksimal sehingga sangat jelas masyarakat tidak pernah mengeluhkan dengan keadaan sungai sekarang apalagi Dalam hasil pemeriksaan uji Emisi yang dilakukan setiap semester hasil uji emisi yang dilakukan pihak external memberikan gambaran nilai baik begitu juga dengan pengawasan rutin yang dilakukan oleh Dinas lingkungan Hidup DLH Kabupaten akan memberikan masukan masukan jika ada hal yang harus diperbaiki.
“Samsul menambahkan bahwa PT. Sinar Utama Nabati tetap selalu menjadi bagian dalam masyarakat dan selalu terbuka buat masyarakat sekitarnya untuk selalu berkoordinasi agar dapat terus selalu berdampingan dimana setiap ada kendala PT. Sinar Utama Nabati akan tetap berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Begitu juga dengan pemerintahan Desa dan Kecamatan PT. Sinar Utama Nabati terus berkomitmen berupaya menjadi bagian dalam memajukan daerah.
“Prinsipnya kita membantah keras bahwa PT. Sinar Utama Nabati meresahkan warga seluruh karena kewajiban yang ditetapkan dalam aturan pemerintahan telah kami ikuti dan mudah-mudahan hal ini tetap menjadi semangat bagi kami selaku investor untuk melakukan kegiatan usaha begitu juga dengan investor lain yang ingin melakukan kegiatan usaha di di Kecamatan singing ini,” ucap Samsul
Hal senada juga disampaikan langsung oleh kades Sungai Bawang Sapto Widodo melalui via telfon selulernya mengaku, keberadaan PT SUN tentu berdampak positif bagi masyarakat Seperti SPSI dan harga-harga sawit jauh lebih bisa terkendali dengan ada nya PT SUN disini.
“Terkait limbah pabrik yang mengalir ke sungai saat ini tidak ada tercemar hal ini bisa kita lihat karna tidak ada nya masyarakat yang komplain atau ikan yang mati, kalau air sungai tercemar sudah pasti masyarakat x tran yang terlebih dahulu komplain contoh nya daerah petai-kebun lado karna aliran sungai nya kesana tapi kok saya lihat aman-aman saja gak ada yang komplent,” imbuh Sapto
Santo juga menjelaskan, dulu pernah ada alat yang di pasang oleh Universitas Riau ( UNRI) alat pengukuran kadar air limbah pabrik tercemar atau tidak, pada empat bulan lalu, itu bagus hasilnya tidak ada tercemar normal ,memang saat ini alat itu rusak tapi kami sudah laporkan ke pihak UNRI tapi sampai saat ini mereka belum ada perbaikan,jadi kalau alat ini baik masyarakat gak bisa komplain lagi.
“Terkait polusi udara memang sudah ada perbaikan dari pihak PT SUN dengan peninggian cerobong asap memang tidak bisa kita pungkiri keberadaan pabrik ini agak dibawah jadi asap nya kadang iya merebet ke samping bukan nya keatas ,tapi sama kita ketahui hal ini juga karna faktor alam arah angin nya gak bisa kita tebak,” tutup Sapto.
Sitas Riyanto selaku kades Sungai Sirih membantah tentang adanya pemberitaan terkait pencemaran aliran sungai sebagai mana yang di beritakan jal itu tidak benar bahwa air sungai bersih tampa tercemar kalau dulu memang benar adanya semenjak pecahnya tanggul penampungan air limbah tapi itu dulu”, kalau sekarang itu tidak benar kalau ada masyarakat yang mengeluhkan air sungai tercemar itu tidak benar ,karna kita bicara fakta apa adanya.
“Terkait asap pabrik Sitas mengatakan memang dengan kondisi pabrik yang rendah hal itu tidak kita pungkiri tapi tidak selalu hanya saat ,cuaca mendung mungkin karna angin yang tidak menentu membuat asap turun ,tapi itu tidak salalu setiap saat,” tutup Sitas.**
(zul)