Riauin.com Memasuki tahun 2020 Lembaga Swadaya Masyarakat Ekonomi Kreatif Andalan atau LSM EKA berencana ingin memperluas lokasi restorasi. Dengan menggandeng PM Haze niat ini ingin diwujudkan pada tahun 2020 ini.Senin 28 Januari 2020
Restorasi gambut merupakan sebuah upaya memperbaiki ekosistem gambut dengan melakukan pembasahan lahan, penanaman pohon dan juga pengkayaan jenis agar kondisi gambut tetap terpelihara.
Ridwan salah seorang penasehat Eka menuturkan ” upaya restorasi lahan gambut telah kita mulai sejak tahun 2019 lalu dibantu oleh People Movement Stop Haze (PM Haze) dengan donasi-donasi kecil untuk memproduksi bibit, penanaman pohon kayu alam, penanaman bibit pohon Rumbia (Sagu) dan kegiatan lainnya” Ridwan menerangkan.
Hal ini juga turut juga oleh penasehat EKA lainnya yaitu Abdul Manan atau lebih dikenal dengan cik manan. ” Kita memulai restorasi dari tanah seluas 3 Ha yang akan menjadi contoh dalam belajar restorasi gambut. Lokasi itu saat ini telah ditanami berbagai tanaman kayu alam sebanyak 900 pohon termasuk di dalamnya tanaman Sagu.
Sagu merupakan tanaman yang memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat kami di desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur kabupaten Meranti, Sementara kayu alam akan menjadi pohon penyeimbang kawasan ekosistem gambut, karena sagu sangat cocok dipadukan dengan berbagai tanaman alam lainnya sehingga ekosistem dapat kembali membaik dan masyarakat dapat memanen sagu sebagai gerak ekonomi mereka. Kita juga mendorong lokasi ini menjadi lokasi penelitian dan juga wisata edukasi jika memungkinkan”. Tutur Cik manan.
Di tempat terpisah Ari selaku perwakilan PM Haze juga menuturkan ” tahun 2020 ini kita ingin ekspansi ke lokasi-lokasi lainnya. Saat ini kami telah memiliki lahan 3 Hektar untuk lokasi restorasi dan akan menambah 3 Ha lagi. Tanah yang kita gunakan semuanya adalah lahan-lahan masyarakat yang ingin bekerjasama dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
Sebelumnya kami juga memperbaiki 2 buah sekat kanal di sungai kekat ini, dan kita akan memperbaiki sekat yang lainnya yang sudah rusak agar laju air gambut agar tanah di lahan-lahan ini tetap basah walaupun di musim kemarau seperti sekarang ini.
Hari ini kita juga menanam 500 pohon di lokasi ke dua, penanaman ini merupakan kegiatan pengkayaan jenis pohon karena lokasi ini telah didominasi oleh kayu mahang sehingga kita pikir kita tinggal kayakan saja dengan jenis pohon lainnya, Kita juga akan menanam 100 bibit sagu pada bagian lain lokasi ini sebagai dukungan untuk ekonomi masyarakat Sungai Tohor” tuturnya.
Dengan skema pemberdayaan masyarakat dan membantu ekonomi yang berkelanjutan kita harap program kecil yang dilakukan EKA bisa berdampak besar di masa yang akan datang. Pada program ini kami menggunakan bibit-bibit pohon alam yang dikembangkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kita.
Untuk diketahui EKA juga saat ini sedang mendata lahan-lahan lainnya yang berpotensi untuk dilakukan restorasi dan pemulihan ekosistem gambut, Pada musim kemarau seperti sekarang ini kita juga koordinasi dengan Kepala Desa untuk membuat himbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembersihan lahan menggunakan api karena hal tersebut bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, sementara kabut asap menyebabkan kesehatan terganggu dan kebakaran bisa melumpuhkan ekonomi desa ini”. Tutup Ari.
Lahan gambut sangat rentan terhadap api, kebakaran di lahan gambut hampir seluruhnya dikarenakan karena manusia, disamping itu kanal-kanal besar menyebabkan air di lahan gambut menyusut dengan cepat dan menyebabkan lahan gambut mudah kering dan mudah terbakar. Lahan gambut yang telah rusak sangat sulit dikembalikan seperti sedia kala. Langkah pencegahan tentu akan lebih baik dari pada kita mengobati. Masyarakat yang sadar dan teredukasi adalah kunci penting terpeliharanya lahan-lahan gambut yang kita miliki.(Syah)