Karimun – Sekitar 80 an nelayan di Pesisir Sawang dan Sawang Selatan kabupaten Karimun, Kepulauan Riau menduduki Kapal Isap Produksi (KIP) Jeihan Nabila. Aksi damai itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap keberadaan Kapal Isap Mitra Timah di laut Sawang, Senin (08/11/21), sekira pukul 13:30 Wib.
Puluhan gabungan nelayan tersebut turun langsung ke laut menuju Kapal Siap Produksi (KIP) mitra PT Timah Tbk yang beroperasi di perairan Laut Sawang dan sekitarnya.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes penolakan terhadap dimulainya aktivitas penambangan yang dilakukan KIP Jeihan Nabila sebagai mitra PT Timah Tbk yang mulai beroperasi sejak dua bulan ini.
Mereka menggunakan tiga unit kapal Pompong berbagai ukuran, kemudian sandar sambil berteriak di KIP tersebut.
Amir selaku koordinator mengaku, aksi damai turun langsung ke laut ini dilakukan karena masyarakat sudah sangat kesal dan sudah tidak percaya lagi dengan aparatur pemerintah dan keamanan serta anggota DPRD, karena persoalan pro kontra KIP ini tidak menemukan solusi yang adil bagi nelayan.
“Lokasi penambangan KIP tersebut merupakan lokasi tangkapan nelayan mencari ikan, kalau daerah itu ditambang maka habis dan rusaklah terumbu karangnya sehingga kami akan kesulitan mencari ikan untuk nafkah keluarga kami sehari-hari, kami mohon operasi KIP Ini segera dihentikan ,” ungkap Amir kepada media ini.
Selain itu, keberadaan KIP ini sudah sangat meresahkan para nelayan, karena hasil tangkap ikan kami terus berkurang. Oleh karena itu kami menuntut agar segera menghentikan aktivitas KIP di wilayah kami.
“Kita sebagai nelayan hanya menuntut, agar tidak ada lagi aktivitas pertambangan Kapal Isap Produksi (KIP) yang beroperasi di wilayah perairan Sawang, Kabupaten Karimun,” tutur Amir.
Menyikapi aksi damai tuntutan nelayan Sawang ke KIP Jeihan Nabila, management perusahaan tersebut belum memberikan keterangan resmi.***