Liputankepri.com,Karimun – Sebanyak 150 balita mengikuti cukur rambut massal atau sariful anam yang digelar Pemkab Karimun di rumah dinas Bupati Karimun, Rabu pagi (28/12). Agenda tersebut direncanakan sebagai kegiatan wisata budaya tahunan di Kabupaten Karimun.
Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, kegiatan cukur rambut massal itu merupakan ajang percobaan untuk melihat antusias masyarakat, sehingga tahun depan ditargetkan agar mencapai seribuan balita dalam kegiatan cukur rambut, yang rencananya akan digelar di Coastal Area.
“Nanti akan kita koordinasikan ke Pemprov Kepri agar agenda cukur rambut sebagai budaya Melayu dan dalam menjalankan sunnah Nabi ini bisa jadi agenda tahunan. Rencananya juga akan kita buat sunatan massal sehingga semua FKPD dan Pemprov Kepri bisa membantu mendatangkan tim medisnya,” kata Rafiq.
Sedangkan rangkaian cukur rambut tersebut, hanya diikuti oleh empat Kecamatan se Pulau Karimun, yang dianggarkan secara swadaya per SKPD di Pemkab Karimun. Sehingga untuk tahun depan akan dianggarkan di APBD dan dapat diikuti oleh 12 Kecamatan se Kabupaten Karimun.
Sementara prosesi cukur rambut diawali dengan tepuk tepung tawar yang diletakkan pada dahi balita, dilanjutkan ke tangan kanan dan tangan kiri, kemudian ke bahu kanan. Filosofinya adalah membentuk huruf alilf lam jalalah yang hanya dimiliki oleh lafas Allah dalam tulisan Arab. Dengan harapan agar sang bayi tetap diberikan keselamatan.
Prosesi dilanjutkan dengan cukur rambut yang menyeruiapi rukun ibadah haji. Potongan rambut diletakkan didalam wadah terbuat dari buah kelapa muda yang telah dipotong bagian atasnya menggunakan ukiran bergerigi dan tidak boleh dibelah.
Prosesi selanjutnya menyuapkan bubur puti dan bubur merah yang terpisah di masing-masing piring kecil, untuk menyuapkan kepada bayi dalam satu sendok dicampur kedua jenis bubur tersebut, setelahnya menginjakkan kaki bayi ketanah yang telah diletakkan didalam bejana. Didalam bejana tersebut pun diletakkan tunas buah pinang yang telah keluar daunnya.
Terakhir adalah menaburkan beras kunyit disertai dengan bacaan Sholawat Nabi. Seluruh prosesi cukur rambut itu diiringi oleh lantunan asrakal (berupa puji-pujian terhadap Nabi) oleh masyarakat dan tokoh agama.
“Tradisi cukur rambut ini sudah mendarah daging bagi kita masyarakat Melayu di bumi berazam. Yang biasanya dilaksanakan di kampung-kampung dan saat ini saya mencoba agar digelar di ibu kota Kabupaten secara massal. Alhamdulillah berhasil sehingga tahun depan harus dilaksanakan secara besar-besaran dengan jumlah peserta lebih banyak lagi,” tutup Rafiq.(AGani/lk)