Bawang illegal tersebut dipindahkan dan dimuat ke dalam kapal kargo kayu tanpa nama di pelabuhan tikus yang berada di teluk Jodoh Batam sedangkan tujuan akhir bawang tersebut akan dibawa ke Tanjung Balai Karimun.
Liputankepri.com,Batam – Tim WFQR (Western Fleet Quick Response) 4, Unit 1 Jatanrasla (Kejahatan dan Kekerasan di Laut) Lantamal IV dan Yon Marinir 10, menangkap kapal kargo yang memuat bawang dan cabai asal Malaysia.
Kapal tersebut ditangkap sekitar pukul 01.30 WIB saat Tim WFQR melakukan patroli rutin di perairan Timur Sambu Batam, Senin (28/11/2016).
Penangkapan berawal dari kecurigaan patroli Tim WFQR4 adanya kapal sedang berlayar malam hari dari arah perairan Teluk Jodoh Batam tanpa menggunakan lampu penerangan.
Selanjutnya Tim WFQR 4/unit 1 melaksanakan penghentian dan pemeriksaan terhadap kapal tersebut diperairan Utara Tg Pinggir Batam pada posisi 01 08 49 LU – 103 55 13 BT.
Dari hasil pemeriksaan kapal tanpa nama jenis kapal kargo kayu dengan nahkoda Razianto anjungan badan kapal coklat kayu mengangkut Bawang 47 karung, dengan berat masing-masing 35 Kg dan cabai 20 karung dengan berat masing-masing 30 Kg. Total muatan lebih dari 2 ton dengan ABK 1 Orang.
Pelanggaran kapal tidak dilengkapi dengan SPB (Surat Pemberitahuan Berlayar), Kapal tidak ada dokumen,tidak ada daftar manifest, tidak ada daftar ABK, Nahkoda tidak memiliki SKK (Surat Keterangan Kecakapan).
Menurut Danlantamal IV Laksma TNI S Irawan modus operandi Bawang import illegal berasal dari Malaysia yang diseludupkan ke Batam via container, kemudian bawang tersebut dibawa kegudang penampungan sementara yang ada di Nagoya Batam.
“Selanjutnya bawang illegal tersebut dipindahkan dan dimuat ke dalam kapal kargo kayu tanpa nama di pelabuhan tikus yang berada di teluk Jodoh Batam sedangkan tujuan akhir bawang tersebut akan dibawa ke Tanjung Balai Karimun,” ujar Irawan.
Irawan menjelaskan bahwa ketatnya pengawasan patroli aparat dari TNI AL, Polri dan Bea Cukai di perairan Kepri membuat para penyeludup menggunakan berbagai cara. Antara lain yang sering mereka temukan memindahkan barang-barang seludupan dari kapal besar ke kapal kecil di tengah laut. Untuk mengelabui petugas, mereka bergerak atau berlayar pada malam hari secara senyap dan tidak menggunakan lampu.
“Sampai saat ini kapal tanpa nama dan mutaran serta ABK dibawa Tim WFQR 4/Unit 1 Jatanrasla di pelabuhan Beton Sekupang Batam untuk proses lebih lanjut,” ujar Mayor Laut Josdy Damopoli, kepala Dispen Lantamal IV.(bp/lk)